Roma, kota yang dipenuhi sejarah dan cerita, kini diramaikan oleh drama yang tak kalah epik. Dari boikot fans hingga pengunduran diri CEO, situasi di AS Roma benar-benar seperti opera Italia yang berliku. Dalam beberapa bulan terakhir, para penggemar klub legendaris ini telah menunjukkan ketidakpuasan mereka, terutama terhadap keputusan mengejutkan klub yang memecat ikon mereka, Daniele De Rossi. Pertanyaannya, mengapa fans AS Roma begitu marah dan apa yang terjadi di balik layar?
De Rossi Diberhentikan, Fans Membara
Para pendukung AS Roma sudah dikenal sebagai salah satu basis penggemar paling fanatik di dunia sepak bola. Namun, apa yang membuat mereka benar-benar geram? Jawabannya sederhana: Daniele De Rossi. Setelah kurang dari sembilan bulan memimpin, De Rossi dipecat dengan cara yang mendadak. Yang membuat situasi ini lebih menggelitik adalah kontraknya baru saja diperpanjang hingga tahun 2027 pada bulan Juni. Seakan-akan, klub memutuskan untuk melempar bola panas ke tribun.
Reaksi fans pun tidak main-main. Mereka langsung merespons dengan melakukan protes besar-besaran. Sebagian pendukung menolak masuk ke stadion hingga 30 menit pertandingan berlangsung. Ada juga yang memilih untuk tidak membawa spanduk atau bendera hingga babak pertama berakhir. Situasi ini terjadi saat Roma menghadapi Udinese dalam kemenangan 3-0 yang penuh dengan sorotan.
Dan Friedkin di Tengah Kecaman
Di sisi lain, presiden klub Dan Friedkin tidak luput dari kritik. Beberapa kelompok pendukung bahkan meluncurkan slogan “Yankee go home,” yang jelas-jelas mengarah pada Friedkin, presiden AS Roma yang berasal dari Amerika. Tampaknya, bagi sebagian pendukung Roma, kehadiran Friedkin lebih terasa seperti invasi asing daripada penyelamat klub.
Yang lebih menarik lagi adalah berita tentang Friedkin yang hampir membeli mayoritas saham Everton. Proses ini sudah hampir selesai, dengan Friedkin Group siap mengambil alih kendali klub Merseyside tersebut. Tetapi, pertanyaannya tetap: dengan begitu banyak drama di Roma, apakah Friedkin bisa menangani dua klub besar sekaligus?
Resignnya CEO, Ketenangan yang Tak Pernah Datang
Drama di Roma terus berlanjut ketika CEO Lina Souloukou memutuskan untuk mundur. Hanya sehari setelah protes besar-besaran, Lina mengumumkan pengunduran dirinya. Tentu saja, klub dengan cepat mengeluarkan pernyataan formal, menyatakan terima kasih atas pengabdian Lina selama masa kritis klub. Namun, di balik kata-kata resmi tersebut, jelas ada ketegangan yang mendidih.
Seperti biasa dalam situasi seperti ini, penggantian di level eksekutif tidak selalu menenangkan amarah para fans. “Lina mungkin keluar, tapi masalahnya tetap ada,” ujar salah satu pendukung setia Roma di Curva Sud.
Juric Masuk, Tapi Ketidakpuasan Tetap Membekas
Setelah pemecatan De Rossi, mantan pelatih Torino, Ivan Juric, diangkat sebagai pengganti. Meski Juric berhasil membawa kemenangan dominan atas Udinese, kegembiraan tersebut tidak mampu meredakan kemarahan para fans. Bagi mereka, masalah bukan hanya soal hasil di lapangan, tetapi soal identitas klub yang mereka cintai.
Para pendukung bahkan menempelkan poster-poster De Rossi di berbagai sudut kota Roma dengan slogan “De Rossi adalah kebanggaan kami”. Apakah Roma masih Roma tanpa De Rossi di sana? Itulah pertanyaan yang terus menggema di hati para tifosi.
Friedkin dan Ambisi Everton
Dalam plot twist yang seakan-akan dirancang oleh penulis skenario, Dan Friedkin berada di ambang membeli Everton, klub Premier League. Setelah perundingan sempat gagal pada Juli lalu, kini kesepakatan antara Friedkin dan pemilik Everton, Farhad Moshiri, hampir tercapai. Yang menarik adalah reaksi dari manajer Everton, Sean Dyche. Ia berkomentar bahwa tanda-tanda awal kesepakatan ini terlihat positif.
Dyche, yang sudah lama menantikan stabilitas bagi klubnya, menyatakan, “Ini tampak seperti situasi yang lebih kuat dibandingkan masa lalu. Masih ada perjalanan panjang untuk mencapai titik final, tetapi tanda-tanda awal terlihat menguntungkan.”
Melangkah ke Depan
Namun, pertanyaan terbesar yang tersisa adalah bagaimana AS Roma akan melangkah ke depan. Drama ini mungkin jauh dari selesai. Dengan situasi yang terus bergejolak di klub dan Friedkin yang tampaknya membagi perhatian dengan Everton, masa depan Roma tetap penuh tanda tanya.
Mungkin, hanya waktu yang bisa menjawab apakah Friedkin dapat menyelesaikan krisis di Roma, atau justru membuatnya semakin dalam. Namun satu hal yang pasti, para fans Roma tidak akan diam saja. Mereka akan terus memperjuangkan klub yang mereka cintai, seperti yang selalu mereka lakukan. Seperti yang dikatakan oleh salah satu spanduk di Curva Sud: “Kami bukan hanya penonton, kami adalah Roma.”
Jadwal Pertandingan Serie A
Tanggal | Pertandingan | Jam WIB |
---|---|---|
17 Sep 2024 | Roma vs Lazio | 20:45 WIB |
24 Sep 2024 | Napoli vs Roma | 21:00 WIB |
1 Okt 2024 | Roma vs Juventus | 19:30 WIB |
8 Okt 2024 | Inter Milan vs Roma | 02:00 WIB |
Klasemen Sementara Serie A
Posisi | Tim | Main | Menang | Seri | Kalah | Poin |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | AC Milan | 5 | 4 | 1 | 0 | 13 |
2 | Inter Milan | 5 | 4 | 1 | 0 | 13 |
3 | Juventus | 5 | 3 | 2 | 0 | 11 |
4 | Roma | 5 | 3 | 1 | 1 | 10 |
Sumber: