Perjalanan Neymar bersama Santos pada musim 2025 menjadi bukti bahwa tekad kuat dapat menembus segala keraguan bahkan ketika tubuh tidak lagi sekuat dahulu. Kisahnya yang penuh luka, perjuangan, dan harapan ini terus bergulir seiring ambisinya untuk tetap relevan di usia 33 tahun. Meski banyak pihak meragukan kemampuannya kembali tampil pada level tertinggi, Neymar tak pernah mundur dan tetap berpegang pada misinya. Cerita ini sekaligus menjadi gambaran nyata dilema Neymar dan Brasil dalam menentukan arah terbaik bagi masa depannya. (GOAL)
Musim 2025 seharusnya menjadi ajang pembuktian bagi Neymar setelah kembali ke klub masa kecilnya. Namun kenyataan tidak berjalan sempurna. Cedera yang mengikuti sejak masa Paris Saint Germain hingga Al Hilal kembali menyulitkannya untuk tampil konsisten. Ia hanya bermain di 20 dari 38 laga Série A yang membuktikan bahwa ritme bertandingnya masih sulit dipulihkan. Meski demikian ia tetap mampu mencetak 8 gol dan menunjukkan momen ajaib yang mengingatkan dunia akan kualitas teknisnya. Semua itu terjadi di tengah tekanan besar ketika Santos berada di jurang degradasi hingga pekan-pekan terakhir kompetisi.

Kondisi tersebut semakin memperdalam dilema Neymar dan Brasil karena performanya memang mengangkat Santos tetapi belum memberikan jaminan bahwa ia masih dapat diandalkan pada ajang setingkat Piala Dunia. Meski demikian Neymar tetap menyatakan tekad kuat untuk mencapai misi terakhirnya. “I think a seven is a good grade” ucapnya ketika diminta menilai performanya pada akhir musim. Ia juga menambahkan “Then it is total focus on the last mission, which is the World Cup”. Kalimat itu memastikan bahwa ambisi tersebut belum padam meski tantangan semakin meningkat.
Perjalanan Neymar di Santos yang Penuh Gejolak
Perjalanan Neymar selama musim 2025 dipenuhi naik turun yang ekstrem. Meski cedera terus menghantui, ia tetap mencoba memberikan segalanya untuk Santos. Beberapa momen penting berikut memberikan gambaran jelas tentang perjuangannya.
1. Cedera Tak Kunjung Sembuh
Cedera hamstring di awal musim membuatnya absen pada tujuh dari sembilan pertandingan awal. Bahkan ketika bertanding pada laga ke seratus di markas sendiri ia kembali terkapar dan meninggalkan lapangan dengan air mata. Peristiwa tersebut menjadi titik awal kritik keras dari publik yang mempertanyakan kemampuan fisiknya.

2. Sanksi dan Insiden Aneh
Neymar sempat menerima kartu merah akibat aksi handball yang menyerupai situasi kontroversial Hand of God dalam kekalahan dari Botafogo. Kejadian ini memberi kesan bahwa Neymar masih kesulitan mengendalikan emosinya di tengah frustrasi dan tekanan tinggi.

3. Ketegangan Dengan Suporter dan Rekan Setim
Kekalahan memalukan 0-6 dari Vasco memicu demonstrasi besar dari para penggemar. Neymar sempat terlibat perdebatan dengan suporter yang menunjukkan bahwa hubungan di internal klub belum sepenuhnya harmonis. Pada laga lain muncul insiden ketika ia menegur rekan satu tim yang kemudian justru mengabaikan arahannya dengan menendang bola jauh ke depan sehingga menegaskan bahwa Neymar belum sepenuhnya dihormati di ruang ganti.
4. Cedera Baru di Pertengahan Musim
Masalah pada meniscus di lutut kirinya membuat harapannya kembali surut. Dokter telah menyarankan operasi segera yang semestinya mengakhiri musimnya lebih awal.
Namun Neymar tidak berhenti.
Aksi Spektakuler Neymar di Ujung Musim
Meski konsekuensinya sangat berisiko, Neymar tetap memilih bermain pada tiga laga terakhir yang menentukan hidup matinya Santos di Série A. Keputusan tersebut menjadi titik balik terbesar dalam musim klub.
1. Hat-trick Bersejarah Saat Cedera
Pada pertandingan melawan Juventude ia mencetak tiga gol dengan kondisi lutut yang nyaris tidak memungkinkan untuk bertumpu. Aksi itu dipuji banyak pihak sebagai salah satu penampilan paling ikoniknya dengan hanya satu kaki yang mampu berfungsi sempurna. “I have always been Neymar regardless of anything” ucapnya seakan menegaskan bahwa kualitasnya tidak pernah hilang.

2. Assist Penting dan Tekad Besi
Laga sebelumnya melawan Sport Recife juga menjadi bukti kontribusi besarnya. Neymar mencetak gol pembuka dan mengirim assist bagi João Schmidt dalam kemenangan 3-0. Keberhasilan ini menjadi momen krusial bagi klub untuk keluar dari zona degradasi.
3. Julukan Baru dari Media
Pada laga penutup musim melawan Cruzeiro ia memang tidak mencetak gol tetapi tetap menjadi aktor utama kemenangan 3-0. Penampilannya membuat media Spanyol Marca menjulukinya “Christ the Redeemer of Santos”. Penghormatan itu lahir karena ia tetap tampil meskipun berada di batas kemampuannya.

Aksi akhir musim itu membalikkan pandangan publik terhadapnya. Ia kembali diperlakukan sebagai legenda hidup oleh suporter Santos. Meski demikian pertanyaan besar tetap muncul sesuai dilema Neymar dan Brasil tentang apakah performa luar biasa tersebut cukup untuk membawanya ke Piala Dunia.
Dilema Neymar dan Brasil di Piala Dunia 2026
Meski penampilan Neymar menjelang akhir musim begitu monumental, terdapat banyak faktor yang membuat peluangnya ke Piala Dunia semakin rumit. Brasil kini memiliki deretan pemain depan yang tampil konsisten pada level tertinggi. Vinicius Junior, Rodrygo, Raphinha, Gabriel Martinelli dan Estevao Willian semakin kuat dalam perebutan posisi. Pelatih Carlo Ancelotti pun memberikan pandangan yang tegas terkait situasi tersebut.

1. Pernyataan Tegas Ancelotti
Saat ditanya mengenai peluang Neymar pada akhir tahun Ancelotti menyatakan hal berikut.
“If Neymar deserves to be, if he is well, better than someone else, he will play in the World Cup and period. I do not owe anyone a debt”.

Ucapan tersebut menunjukkan bahwa keputusan tidak didasari nama besar atau nostalgia. Pelatih hanya akan memilih pemain yang benar benar siap secara fisik dan taktis.
2. Pertaruhan Besar Jika Memaksakan
Jika Neymar tampil pada laga pertama dan kembali cedera maka Brasil akan kehilangan rencana permainan yang telah disiapkan dengan matang. Hal ini berpotensi merugikan tim secara keseluruhan di turnamen besar.
3. Fakta Statistik dan Konsistensi
Meskipun Neymar memiliki kontribusi gol besar dalam sejarah Brasil, periode dua tahun tanpa keikutsertaan dalam tim nasional memberikan sinyal bahwa ia tidak lagi menjadi pilihan utama. Realitas ini semakin jelas ketika membandingkan kebugaran dan ritme bermainnya dengan pemain yang lebih muda.

4. Aspek Mental dan Relevansi
Meski demikian dilema Neymar dan Brasil tetap terasa karena kualitas teknisnya masih sangat tinggi. Performa besarnya di akhir musim menyalakan kembali harapan dan membuat publik terbagi antara memprioritaskan regenerasi atau memberi satu kesempatan terakhir bagi sang legenda.
Menuju Masa Depan yang Belum Pasti
Neymar akan menjalani operasi minor untuk memulihkan cedera lututnya. Jika segala proses berjalan lancar ia diprediksi menandatangani perpanjangan kontrak enam bulan bersama Santos. Klub berharap ia dapat tampil sejak awal musim 2026 yang dimulai lebih cepat. Presiden Santos menyatakan bahwa mereka ingin Neymar tetap berada di klub hingga Piala Dunia berlangsung.

Proses ini semakin mempertegas dilema Neymar dan Brasil. Jika ia mampu tampil konsisten pada bulan bulan awal maka peluangnya untuk kembali ke tim nasional tentu masih terbuka. Meski demikian semua itu bergantung pada ketahanannya menghadapi tekanan fisik yang semakin besar.
Yang jelas harapannya belum pudar. Ronaldo Nazario bahkan menyatakan bahwa Neymar masih bisa menjadi pemain kunci bagi Brasil pada turnamen tersebut. Namun keputusan akhir ada di tangan Ancelotti yang sejauh ini menunjukkan sikap objektif dan tidak tersentuh romantisme.
Jejak Neymar dan Harapan yang Bertahan
Keberhasilan Neymar membawa Santos keluar dari ancaman degradasi menjadi puncak dari musim yang penuh gejolak. Perjuangannya mengatasi rasa sakit dan keraguan menunjukkan bahwa ia masih memiliki kualitas yang mampu memengaruhi jalannya pertandingan. Meski demikian relevansinya dalam tim nasional masih harus diuji pada musim berikutnya.
Cerita ini bukan sekadar tentang statistik atau cedera. Ini tentang seorang pemain yang berusaha mempertahankan identitasnya sebagai legenda. Apakah ia berhasil atau tidak akan terjawab pada tahun 2026 nanti. Untuk saat ini Neymar tetap melangkah dengan kepala tegak meski dunia meragukannya.
Dan seperti biasa sepak bola punya cara unik untuk mematahkan prediksi paling logis. Jadi jangan kaget bila ujung kisah ini justru berbalik seperti twist khas Bola Banter yang selalu bikin kita angkat alis sambil tersenyum.