Erik Ten Hag Jadi Erik Ten Weeks di Leverkusen

Erik Ten Hag hanya bertahan 62 hari bersama Bayer Leverkusen. Fakta ini membuat banyak pihak menyindirnya dengan sebutan Erik Ten Weeks. Kehadirannya yang semula diharapkan mampu melanjutkan kesuksesan Xabi Alonso justru berakhir dengan pemecatan tercepat dalam sejarah Bundesliga.

Erik Ten Hag Bayer Leverkusen_Bola Banter_

Awal yang Menjanjikan Berakhir Singkat

Manajemen Leverkusen menunjuk Erik Ten Hag pada Mei lalu sebagai pengganti Xabi Alonso yang menerima pinangan Real Madrid. Namun Ten Hag baru mulai bekerja resmi pada 1 Juli. Dengan reputasi besar yang ia bawa setelah sukses di Ajax dan sempat menjanjikan di Manchester United, ekspektasi pun tinggi. Sayangnya, semua itu runtuh hanya dalam waktu sembilan minggu.

Erik Ten Hag bergabung di Bayer Leverkusen per 1 Juli 2025_Bola Banter_

Dalam tiga laga resmi, Ten Hag hanya meraih satu kemenangan ketika Leverkusen menyingkirkan tim divisi empat Sonnenhof Grossaspach di DFB Pokal. Namun di Bundesliga ia gagal total. Leverkusen kalah 2-1 dari Hoffenheim pada laga pembuka dan hanya bermain imbang 3-3 melawan Werder Bremen meski sudah unggul dua gol dan lawan bermain dengan sepuluh orang.

Faktor Penyebab Runtuhnya Era Singkat Erik Ten Hag

Beberapa hal diyakini menjadi alasan cepatnya keruntuhan era Erik Ten Hag di Leverkusen. Dari hasil di lapangan hingga masalah internal, semua tumpang tindih hingga membuat hubungan pelatih dan manajemen memburuk.

  1. Hasil Buruk Sejak Awal Musim
    Dua laga Bundesliga tanpa kemenangan sudah cukup memicu tekanan besar. Leverkusen yang semula menargetkan mempertahankan status juara justru tampak limbung di bawah arahan Ten Hag.
  2. Kehilangan Pemain kKunci
    Klub menjual Florian Wirtz, Jeremie Frimpong, Granit Xhaka, Jonathan Tah, hingga Lukas Hradecky. Ten Hag menilai ia butuh waktu membangun ulang skuad, namun manajemen tampak tidak sabar.
  3. Kebijakan Kontroversial
    Ten Hag mengubah jadwal uji coba lawan Flamengo U20 lebih cepat empat hari tanpa alasan jelas. Hasilnya Leverkusen dipermalukan 5-1. Keputusan ini membuat hubungan internal mulai renggang.
  4. Kritik Terhadap Pemain
    Meski dirinya yang memimpin pramusim, Ten Hag menyebut para pemain tidak cukup bugar. Kritik itu dianggap menjatuhkan moral tim daripada membangkitkan semangat.
  5. Kurangnya Kharisma
    Menurut laporan BBC, Ten Hag bahkan tidak memberikan pidato motivasi sebelum laga perdana Bundesliga. Perilaku ini berbeda jauh dengan Xabi Alonso yang rajin membangun kedekatan dengan para pemain.
Erik Ten Hag_Bola Banter_

Pernyataan Resmi Erik Ten Hag

Setelah resmi dipecat, Erik Ten Hag merilis pernyataan melalui agensi SEG. Dalam pernyataan tersebut ia menegaskan bahwa pemecatan ini benar-benar mengejutkan. Kutipan lengkapnya berbunyi

“The decision by Bayer Leverkusen’s management this morning to put me on a leave of absence came as a complete surprise. To part ways with a coach after just two league matches is unprecedented.”

Erik Ten Hag_Bola Banter_

Ia menambahkan bahwa membangun tim baru membutuhkan waktu dan kepercayaan. Ten Hag menegaskan

“A new coach deserves the space to implement his vision, set the standards, shape the squad and leave his mark on the style of play. I started this job with full conviction and energy, but unfortunately the management was not willing to grant me the time and trust I needed, which I deeply regret.”

Pernyataan lengkapnya dapat dibaca melalui Daily Mail.

Kekecewaan dari Pihak Klub

Meski keputusan ini terasa kejam, manajemen Leverkusen merasa langkah ini perlu diambil. CEO Fernando Carro menyebut

“A parting of ways at this early stage of the season is painful, but we felt it was necessary.”

Erik Ten Hag saat melatih Leverkusen_Bola Banter_

Sementara itu direktur olahraga Simon Rolfes mengatakan

“Nobody wanted to take this step. However, the past few weeks have shown that building a new and successful team with this setup is not feasible.”

Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa bukan hanya hasil pertandingan yang menjadi alasan, melainkan juga ketidakmampuan Erik Ten Hag menyatukan skuad yang baru dibangun.

Konteks Besar di Balik Pemecatan

Jika melihat lebih jauh, situasi Erik Ten Hag memang serba sulit. Ia datang menggantikan sosok yang sangat dicintai, Xabi Alonso, dengan ekspektasi besar dari fans. Namun kondisi skuad yang tercerai-berai akibat penjualan pemain kunci membuat tugasnya nyaris mustahil.

Menurut laporan CNN, Ten Hag bahkan sempat bentrok dengan manajemen terkait kebijakan transfer. Ia ingin mempertahankan Granit Xhaka, tetapi klub justru melepas sang gelandang ke Sunderland.

Catatan Rekor Singkat

Dalam 62 hari bersama Leverkusen, catatan Erik Ten Hag adalah

  • 3 pertandingan resmi
  • 1 kemenangan di DFB Pokal
  • 1 hasil imbang di Bundesliga
  • 1 kekalahan di Bundesliga
  • Rekor gol 7 mencetak dan 6 kebobolan
Erik Ten Hag_Bola Banter_

Rekor ini membuatnya menjadi pelatih tercepat yang didepak di Bundesliga setelah hanya menjalani dua laga liga. Catatan yang ironis untuk pelatih yang pernah membawa Ajax ke semifinal Liga Champions.

Apa Selanjutnya untuk Leverkusen

Kini manajemen Leverkusen harus bergerak cepat mencari pengganti. Nama Xavi Hernandez dan Marco Rose disebut masuk dalam daftar kandidat. Tantangannya adalah bagaimana menjaga stabilitas tim yang sedang goyah setelah kehilangan sosok karismatik Alonso dan gagal memanfaatkan kehadiran Ten Hag.

Pelajaran yang Bisa Dipetik

Kisah Erik Ten Hag di Leverkusen memberi beberapa pelajaran penting

  1. Reputasi masa lalu tidak menjamin masa depan
    Sukses di Ajax dan awal menjanjikan di Manchester United tidak otomatis membuat Ten Hag berhasil di Jerman.
  2. Kepercayaan manajemen sangat vital
    Tanpa dukungan penuh dari direksi klub, pelatih akan kesulitan menjalankan visinya.
  3. Kharisma dan komunikasi menentukan
    Seberapa cerdas taktik seorang pelatih tidak akan berarti jika ia gagal membangun koneksi dengan pemain.
Erik Ten Hag_Bola Banter_

Akhir yang Lebih Lucu daripada Tragis

Erik Ten Hag mungkin kecewa, tetapi sejarah akan mengingatnya sebagai pelatih yang bahkan tidak sempat merasakan Oktober di Bundesliga. Dari Erik Ten Hag kini ia mendapat julukan baru Erik Ten Weeks. Kalau saja ia sempat bertahan lebih lama, mungkin julukannya bisa naik level menjadi Erik Ten Months. Sayangnya, tiket pulang sudah keburu dicetak lebih cepat daripada striker lawan mencetak gol injury time.