Kapten Inggris, Harry Kane, selama ini dikenal sebagai pemain yang jarang berbicara kontroversial. Namun, kali ini, ia mengejutkan publik dengan komentar kritisnya terhadap rekan setimnya yang absen di pertandingan mendatang UEFA Nations League melawan Yunani dan Republik Irlandia. Kane menyampaikan ketidakpuasannya terhadap para pemain yang “memilih” untuk tidak hadir, dan ucapan ini langsung memicu pertanyaan tentang semangat tim nasional di bawah manajer sementara Lee Carsley.
Kane, yang juga dikenal karena kebijaksanaannya dalam berbicara, jelas menunjukkan kekecewaannya. “England itu yang utama, seharusnya lebih penting dari klub mana pun,” katanya dengan nada yang tak biasanya kritis. Mungkinkah ini tanda-tanda adanya masalah serius dalam tim Inggris?
Chaos di Kamp Pelatihan Inggris
Pada kamp terakhir tim Inggris ini, atmosfer sudah terasa “berantakan” bahkan sebelum mereka menginjakkan kaki di Athena. Dari 26 pemain yang dipanggil, delapan pemain mundur bahkan Jarrad Branthwaite, pemain pengganti dari Everton, harus kembali ke klubnya untuk pemulihan cedera. Carsley tampaknya memiliki pekerjaan yang jauh lebih rumit dari yang dibayangkan.
Setidaknya delapan pemain utama tim absen karena alasan cedera. Pemain Liverpool, Trent Alexander-Arnold, hanya bermain 25 menit dalam kemenangan melawan Aston Villa sebelum harus keluar karena masalah hamstring. Pemain Arsenal, Declan Rice, bermain dengan tulang kaki yang retak, sedangkan Bukayo Saka juga tidak bertahan lama di lapangan. Dengan semua kejadian ini, kritik Kane seakan menyiratkan bahwa alasan ketidakhadiran pemain lebih rumit dari sekedar cedera.
Lee Carsley dan Ketiadaan Tuchel
Salah satu poin yang menarik perhatian adalah mengapa Thomas Tuchel, pelatih baru Inggris, tidak memulai perannya lebih cepat. Alih-alih hadir di Athena untuk langsung melihat anak asuhnya bertanding, Tuchel memilih menunggu hingga awal tahun. Fans dan pengamat terus bertanya-tanya: Mengapa Tuchel tidak langsung turun tangan di lapangan?
Carsley sendiri mencoba meredam ketegangan, dengan mengatakan bahwa bulan November memang bulan yang penuh tantangan bagi banyak pemain. Namun, komentar Kane yang mengkritik absennya rekan-rekannya seolah-olah menunjukkan bahwa klub menjadi prioritas lebih utama dibandingkan negara.
“England itu yang utama, seharusnya lebih penting dari klub mana pun,” ujar Kane dengan tegas.
Bagi beberapa penggemar, komentar ini langsung mengingatkan pada masa kepemimpinan Gareth Southgate, yang berhasil mengembalikan kebanggaan membela negara. Namun, apakah visi yang sama masih dimiliki tim saat ini?
Menanti Dampak dari Kritik Kane
Pertanyaan menarik muncul: apakah kritik Kane ini akan membangkitkan semangat atau malah menambah konflik dalam tim Inggris? Kane mungkin mewakili sebagian besar fans yang rindu melihat para pemain utamanya tampil penuh komitmen untuk tim nasional. Namun, mungkin juga beberapa pemain merasa bahwa jadwal ketat klub mereka adalah hal yang harus lebih diprioritaskan.
Menariknya, beberapa pengamat berpendapat bahwa kritik Kane, meskipun keras, dapat memberikan dorongan pada para pemain untuk tampil lebih fokus dalam pertandingan berikutnya. Seakan-akan ini adalah “wake-up call” bagi mereka yang seharusnya lebih mengutamakan negara di atas segalanya.
Inggris, Menuju Era Baru di Bawah Tuchel
Tentu saja, para fans menginginkan agar era baru di bawah Thomas Tuchel dimulai dengan langkah yang lebih mulus. Jika Inggris berhasil mengalahkan Yunani, Tuchel akan memulai tugasnya pada bulan Maret 2025, tanpa harus melalui babak play-off. Namun jika kalah, tantangan baru akan muncul di awal kepemimpinannya.
Dengan munculnya kritik pedas dari Kane, jelas terlihat bahwa Inggris membutuhkan “era baru” yang lebih disiplin dan berdedikasi. Bisakah Tuchel menghadirkan komitmen tersebut? Waktu akan menjawab.
Sumber: