Timnas Indonesia akan kembali beraksi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Kali ini, lawan yang harus dihadapi adalah Timnas Arab Saudi, salah satu raksasa Asia dengan reputasi yang menggetarkan. Pertandingan yang akan berlangsung pada Selasa, 19 November 2024, di Stadion Utama Gelora Bung Karno ini tentu menjadi ujian berat bagi pasukan Shin Tae-yong.
Setelah mengalami kekalahan telak 0-4 dari Jepang, skuad Garuda harus belajar banyak dan segera menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah. Momen kekalahan tersebut bukan hanya pelajaran pahit, tetapi juga sebuah tamparan yang memaksa mereka untuk berbenah. Jadi, apa saja yang perlu dibenahi? Mari kita bedah satu per satu.
Belajar Bermain dengan 10 Pemain
Seperti kata pepatah, “Sedia payung sebelum hujan,” Timnas Indonesia juga harus siap dengan skenario terburuk di lapangan. Kadang, sebuah tim harus bermain dengan 10 pemain karena kartu merah atau cedera. Contohnya, Brasil di era Luiz Felipe Scolari yang rutin berlatih dengan jumlah pemain kurang untuk mengantisipasi skenario ini.
Namun, PR Indonesia sedikit berbeda. Mereka harus mampu menyesuaikan diri jika pemain cedera dan sementara meninggalkan lapangan. Ketika melawan Jepang, Kevin Diks harus keluar karena cedera kaki kiri. Dalam situasi itu, posisi Diks dieksploitasi lawan hingga berbuah gol. Ini membuktikan bahwa koordinasi dan adaptasi cepat saat situasi genting perlu diasah lebih baik.
Sebuah latihan simulasi yang dirancang khusus untuk menghadapi kondisi ini bisa menjadi solusi. Pemain harus paham bagaimana mengisi posisi yang kosong dan tetap solid dalam formasi. Jangan sampai lawan malah berpesta di celah yang ditinggalkan, apalagi di laga krusial melawan Arab Saudi.
Finishing Harus Lebih Klinis
Dalam sepak bola, peluang emas yang terbuang sia-sia sering kali berujung pada penyesalan. Begitu juga yang dialami Timnas Indonesia saat melawan Jepang. Meski secara keseluruhan mereka kalah kelas, ada momen-momen di mana skuad Garuda mampu mengancam pertahanan Samurai Biru.
Ragnar Oratmangoen, Rafael Struick, dan Pratama Arhan masing-masing memiliki peluang emas untuk mencetak gol. Ragnar, misalnya, sudah tinggal berhadapan dengan kiper Zion Suzuki. Namun, sayangnya, peluang tersebut gagal dikonversi menjadi gol. Mungkin Ragnar terlalu tegang, atau Zion memang sedang dalam mode dewa.
Ke depannya, penyelesaian akhir harus diasah lebih tajam. Sebuah peluang di depan gawang adalah momen yang tak boleh disia-siakan. Jika Timnas Indonesia bisa lebih efektif dalam memanfaatkan peluang, mereka punya peluang untuk mencetak kejutan melawan Arab Saudi.
Blunder di Lini Belakang Harus Dihentikan
Kesalahan di lini belakang sering kali menjadi momok bagi Timnas Indonesia. Dalam pertandingan melawan Jepang, tiga dari empat gol yang bersarang di gawang Indonesia adalah hasil dari blunder pemain sendiri.
Gol pertama terjadi akibat own goal dari Justin Hubner, sebuah kesalahan yang tentunya tak diinginkan. Gol ketiga muncul dari blunder Maarten Paes yang salah mengoper bola dalam build-up. Tak sampai di situ, Jay Idzes juga ikut andil dengan gagal menyapu bola yang sebenarnya cukup mudah dihalau.
Blunder berikutnya terjadi saat gol keempat. Calvin Verdonk tampaknya kehilangan konsentrasi dan gagal menempel ketat lawan yang masuk ke kotak penalti. Yukinari Sugawara pun tak menyia-nyiakan peluang untuk melepaskan tembakan bebas.
Jika Timnas Indonesia terus mengulangi kesalahan seperti ini, peluang mereka untuk meraih hasil positif akan semakin kecil. Perlu ada evaluasi menyeluruh di lini belakang, termasuk peningkatan komunikasi antar pemain dan ketenangan saat menghadapi tekanan.
Menutup Celah di Antara Lini Belakang dan Tengah
Salah satu kelemahan yang mencolok dalam laga melawan Jepang adalah celah besar antara lini tengah dan lini belakang. Celah ini menjadi jalur tol bagi pemain-pemain Jepang seperti Takumi Minamino dan Hidemasa Morita untuk menusuk ke kotak penalti.
Pada gol pertama Jepang, Morita berhasil masuk ke area berbahaya tanpa pengawalan ketat. Begitu juga dengan gol kedua Minamino yang memanfaatkan minimnya proteksi di depan lini belakang. Bahkan Wataru Endo sempat bebas bermanuver di depan kotak penalti tanpa ada yang berusaha menghalanginya.
Arab Saudi, yang dikenal memiliki lini tengah berkualitas, pasti akan memanfaatkan kelemahan ini jika tidak segera diperbaiki. Solusinya, Shin Tae-yong bisa mencoba menempatkan gelandang bertahan yang lebih disiplin untuk menutup celah ini. Thom Haye, misalnya, dapat dimainkan lebih ofensif sementara gelandang bertahan fokus memberikan proteksi.
Jadwal Siaran Langsung Indonesia vs Arab Saudi
Jangan sampai kelewatan momen seru ini, karena pertandingan melawan Arab Saudi akan menjadi ujian penting bagi Timnas Indonesia.
Kompetisi: Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia – Round 3
Pertandingan: Timnas Indonesia vs Arab Saudi
Stadion: Gelora Bung Karno
Hari: Selasa, 19 November 2024
Kickoff: 19.00 WIB
Siaran langsung: RCTI, GTV
Live streaming: Vision+
Skuad Garuda harus segera berbenah jika ingin tampil lebih baik di pertandingan berikutnya. Jangan lupa terus pantau perkembangan dan berita terkini sepak bola hanya di BolaBanter.com! Follow juga Instagram kami di @bolabanterdotcom agar tidak ketinggalan info menarik seputar dunia bola.
Sumber: