Dibalik kekuatan finansial luar biasa yang dimiliki Newcastle United, kenyataannya klub berjuluk The Magpies itu kini sedang berada di ujung tanduk. Saga Alexander Isak bukan hanya jadi drama transfer biasa, melainkan mencerminkan kegagalan Newcastle dalam mengelola bursa transfer yang penuh tekanan dan kompetisi sengit. Keinginan untuk naik kelas menjadi klub elite Premier League justru dibayangi ketidakpastian nasib sang striker andalan dan kegagalan memboyong target-target penting.

Masalah ini semakin pelik karena saga Alexander Isak terjadi di tengah keterbatasan akibat aturan Profit and Sustainability Rule (PSR), persaingan yang ketat dengan klub-klub besar, dan minimnya daya tarik non-finansial dari Newcastle. Artikel ini akan mengupas secara utuh bagaimana Newcastle terjebak dalam situasi pelik, bagaimana dampaknya terhadap musim depan, dan seberapa besar ancaman kehilangan Isak dalam konteks proyek besar PIF.
Didukung Dana Saudi tapi Sulit Belanja
Satu hal yang menjadi ironi adalah bahwa meskipun Newcastle disokong penuh oleh Public Investment Fund (PIF), klub justru gagal mendatangkan pemain bintang musim panas ini. Seperti dilaporkan oleh Goal, hanya satu transfer besar terjadi sejauh ini yakni kedatangan Anthony Elanga dari Nottingham Forest senilai £52 juta. Sementara itu, nama-nama incaran lain seperti Hugo Ekitike, Matheus Cunha, hingga James Trafford justru memilih klub lain.

Hal ini memperlihatkan bagaimana transfer Isak ke Liverpool yang sempat ramai dibicarakan, bukan hanya soal pemain yang hengkang, melainkan bagian dari krisis lebih besar yang menimpa klub.
Newcastle Kalah Bersaing dalam Daya Tarik Klub Besar
Masalah utama Newcastle bukan hanya soal dana. Bahkan, uang berlimpah tidak cukup untuk menandingi:
- Pesona London dan proyek Chelsea di bawah manajer baru
- Nama besar Manchester United meski performa mereka menurun
- Daya tarik Pep Guardiola bersama Manchester City
- Ambisi Mikel Arteta dan stabilitas Arsenal
Alexander Isak kini menjadi simbol bahwa bahkan pemain bintang bisa ragu bertahan di klub yang belum mampu menyaingi kekuatan sejarah dan prestise klub besar lainnya.
Isu Gaji dan Spekulasi Transfer
Menurut laporan dari Daily Mail, Alexander Isak kabarnya menginginkan gaji £300.000 per pekan. Angka ini jauh di atas struktur gaji saat ini di Newcastle, di mana Bruno Guimaraes menjadi pemain dengan bayaran tertinggi £160.000 per minggu.
Permintaan ini tidak hanya berpotensi memicu ketidakseimbangan ruang ganti, tetapi juga memperburuk krisis transfer Newcastle. Apalagi, agen Isak, Gonzalo Gaitan, berkata langsung kepada media Saudi:
“We are indeed studying and analysing all options, and we may be close to finalising the next step for the player. Without revealing any details regarding whether Isak will transfer or stay with Newcastle.”
Fakta-fakta Kunci Tentang Saga Alexander Isak
- Liverpool siap menawar hingga £130 juta untuk memboyong Isak, tapi Newcastle menolak tegas
- Al Hilal juga disebut tertarik dan tidak mendapat penolakan sekeras Liverpool
- Isak tidak ikut tur pramusim ke Singapura karena cedera paha ringan, tapi juga karena spekulasi transfer
- Dalam laga pramusim lawan Celtic, Isak dikirim pulang oleh manajer karena tidak ingin sang pemain duduk di bangku cadangan di tengah gosip liar

Eddie Howe dan Ketidakpastian Masa Depan
Pelatih Newcastle, Eddie Howe, mengakui frustrasi yang ia rasakan dalam bursa transfer ini. Ia mengatakan:
“It has been a really frustrating summer. We’ve been very close to signing several players and for different reasons… we’ve ended up missing out on a few who would have made a difference.”
Ia juga menegaskan bahwa pemain harus benar-benar ingin datang ke Newcastle agar transfer tersebut sehat dan sukses dalam jangka panjang.

Prediksi Dampak Saga Alexander Isak untuk Newcastle
Saga ini bukan sekadar cerita pemain yang ingin gaji lebih tinggi atau pindah ke klub yang lebih besar. Berikut beberapa dampak yang sangat mungkin terjadi:
- Kehilangan Isak akan mengganggu keseimbangan taktik Howe
- Reputasi Newcastle di mata pemain incaran makin lemah
- Kegagalan memenuhi target transfer bisa berdampak langsung ke posisi di klasemen
- Konflik internal jika gaji Isak disesuaikan terlalu tinggi dari pemain lain
Harapan Terakhir Newcastle Ada di Prediksi Musim Depan
Meski dihantui rumor hengkangnya Isak dan kegagalan transfer, Newcastle sebenarnya masih punya fondasi kuat. Musim lalu mereka lolos ke Liga Champions dan menjuarai Carabao Cup. Namun untuk mempertahankan performa itu, mereka harus:
- Mencari solusi pengganti jika Isak benar-benar pergi
- Menyusun kembali strategi transfer dengan pendekatan lebih realistis
- Menyesuaikan ekspektasi publik terhadap proyek PIF
Menurut prediksi dari FiveThirtyEight, Newcastle tetap berada di 6 besar klasemen akhir Premier League 2025-2026, tapi hanya jika mereka mempertahankan Isak atau mendapatkan pengganti sepadan.
Krisis Bisa Jadi Momentum atau Malapetaka
Saga ini bisa jadi momen pembelajaran bagi Newcastle, atau malah titik awal kehancuran proyek ambisius mereka. Namun, klub perlu segera memperjelas arah kebijakan, menjaga harmoni internal, dan mulai merekrut dengan strategi yang matang.
Toh, kalau terus gagal seperti ini, jangan-jangan satu-satunya hal yang bisa didatangkan musim panas ini hanyalah… rasa kecewa.