10 Tahun Berlalu, Son Resmi Tinggalkan Tottenham

Son Heung-min resmi mengumumkan kepergiannya dari Tottenham Hotspur setelah satu dekade membela klub asal London Utara tersebut. Dalam konferensi pers yang berlangsung di Seoul, sang kapten menyampaikan keputusan emosional yang menandai akhir dari era panjangnya di Spurs. Son tinggalkan Tottenham demi mengejar mimpi terakhir dalam kariernya, sebuah keputusan yang disebutnya sebagai yang paling sulit selama ia bermain sepak bola profesional.

“Saya datang ke London Utara sebagai anak berusia 23 tahun, saya pergi sebagai pria dewasa yang bangga,” ujar Son dalam konferensi pers. “Saya merasa sudah memberikan segalanya untuk klub ini. Saya rasa saya butuh lingkungan baru untuk mendorong diri saya sendiri.”

Son Heung Min interview-Bola Banter

Langkah ini bukan hanya menjadi momen emosional bagi sang pemain, tapi juga bagi fanbase Tottenham dan seluruh dunia sepak bola. Sosok yang dijuluki sebagai ikon sepak bola Korea ini meninggalkan warisan besar, baik secara statistik maupun secara emosional. Dengan kata lain, Son tinggalkan Tottenham Hotspur bukan hanya sebagai pemain, tetapi sebagai simbol.

Sebuah Dekade yang Tak Terlupakan di Spurs

Son Heung-min bergabung dengan Tottenham pada 2015 dari Bayer Leverkusen. Selama 10 tahun, ia mencatatkan:

  • 454 pertandingan
  • 173 gol
  • 101 assist
Son Heung Min kapten pertama dari Korea Selatan di Premier League yang membawa tim nya memenangkan trofi kompetisi Eropa-Bola Banter
Son Heung Min Tottenham Hotspur memenangkan Europa League 2025-Bola Banter

Pada musim 2024-2025, Son akhirnya mempersembahkan trofi bagi klub dengan memenangkan UEFA Europa League melalui kemenangan atas Manchester United. Ini adalah trofi pertama Tottenham dalam 17 tahun dan satu-satunya gelar mayor Son bersama klub tersebut.

Son Tinggalkan Tottenham Demi Kepemimpinan dan Loyalitas

Sejak mengenakan ban kapten pada 2023, Son menjadi lebih dari sekadar pemain kunci. Ia adalah pemimpin di dalam dan luar lapangan, dan menjadi jembatan antara tim, pelatih, dan suporter. Thomas Frank, pelatih anyar Spurs, menyebut:

“Dia legenda sejati Spurs dalam segala aspek. Salah satu pemain terbaik yang pernah tampil di Premier League. Saya pribadi sangat ingin bekerja sama dengan pemain dan pribadi sebaik dia.”

Son tinggalkan Tottenham_Bola Banter_

Keputusan Son tinggalkan Tottenham pun menjadi kehilangan besar, bukan hanya dari sisi permainan, tetapi juga dari sisi karakter yang ia bawa dalam skuad.

Momen Perpisahan yang Emosional

Pertandingan pramusim melawan Newcastle United di Seoul menjadi penampilan terakhir Son bersama Spurs di tanah kelahirannya. Dalam laga yang berakhir imbang 1-1, Son menerima penghormatan berupa guard of honour saat ditarik keluar pada menit ke-65.

Guard of Honor Son Heung Min-Bola Banter

OneFootball mencatat bahwa perpisahan ini tidak hanya menyentuh para fans Korea, tetapi juga para pemain lawan yang ikut memberi penghormatan. Emosi terasa sangat kuat, karena pertandingan tersebut sekaligus menjadi salam perpisahan dari sang kapten. Dengan penuh haru, Son tinggalkan Tottenham di hadapan publik yang selama ini selalu memberikan dukungan tak terbatas.

Mengapa Son Tinggalkan Tottenham Hotspur?

Dalam konferensi pers yang sama, Son mengatakan:

“Saya butuh lingkungan baru untuk mendorong diri saya sendiri. Saya merasa inilah saat yang tepat. Saya harap semua orang bisa memahami dan menghormati keputusan ini.”

Menurut The Korea Herald, alasan Son Heung-min tinggalkan Tottenham tidak hanya karena tantangan baru, tapi juga persiapan untuk Piala Dunia 2026 yang akan berlangsung di Amerika Utara.

“Piala Dunia mendatang bisa jadi yang terakhir bagi saya, dan saya ingin berada di lingkungan yang mendukung saya secara maksimal,” ujarnya.

Tujuan Berikutnya Son Heung-min

Klub Major League Soccer, Los Angeles FC, menjadi tujuan yang paling mungkin. GiveMeSport melaporkan bahwa negosiasi antara pihak LAFC dan Tottenham sedang berlangsung, dengan nilai transfer sekitar 20 hingga 27 juta dolar.

Son Heung Min dikabarkan akan bergabung dengan LAFC-Bola Banter

Jika transfer ini terwujud, Son akan menjadi salah satu pemain dengan bayaran tertinggi di MLS, sejajar dengan Lionel Messi dan Sergio Busquets. Kota Los Angeles juga memiliki komunitas Korea yang besar, yang bisa memudahkan proses adaptasi bagi sang pemain. Tak heran jika Son tinggalkan Tottenham untuk peluang besar di luar lapangan juga.

Dampak Kepergian Son terhadap Tottenham

Kepergian sang ikon tentu memberi tantangan besar bagi Tottenham. Berikut beberapa dampak yang mungkin terjadi:

  1. Kehilangan sosok pemimpin: Tanpa kapten dan panutan di ruang ganti, pelatih Thomas Frank harus segera menemukan figur pengganti yang bisa menjaga semangat tim.
  2. Penurunan produktivitas lini depan: 173 gol bukan angka yang mudah digantikan. Kehadiran Richarlison atau pemain baru belum tentu mampu mengisi kekosongan besar yang ditinggalkan.
  3. Reaksi fanbase: Son adalah salah satu pemain paling dicintai oleh fans. Klub harus menjaga komunikasi yang baik dengan suporter agar tidak kehilangan kepercayaan mereka di tengah transisi ini.
  4. Fokus pada regenerasi: Ini bisa menjadi momentum tepat untuk membangun era baru di Tottenham, dengan berinvestasi pada pemain muda dan membentuk sistem permainan yang lebih berkelanjutan.
    Ini bisa jadi momentum untuk membangun era baru Tottenham, dengan investasi ke pemain muda dan sistem baru.
Son Heung Min Tottenham Hotspur-Bola Banter

Warisan Seorang Ikon

Lebih dari statistik, Son dikenal karena sikap rendah hati, kerja keras, dan senyum yang selalu menghiasi wajahnya. Ia adalah ikon sepak bola Asia yang menginspirasi jutaan penggemar di seluruh dunia.

Son Heung Min statistik Tottenham Hotspur-Bola Banter

Bagi banyak fans, Son bukan sekadar pemain, tetapi simbol dari loyalitas, profesionalisme, dan kebanggaan. Kepergiannya dari Spurs bukanlah akhir dari segalanya, tapi sebuah awal baru yang layak dirayakan. Dan walau Son tinggalkan Tottenham, kenangan akan selalu hidup di hati para suporter.

Masa Depan Masih Cerah

Meski Son tinggalkan Tottenham, kariernya jauh dari selesai. Bermain di MLS bisa menjadi babak baru yang menyegarkan. Dan siapa tahu, mungkin ia masih bisa tampil di Piala Dunia 2026 sebagai salah satu pemain veteran paling berpengaruh.

Dengan komunitas Korea yang besar di Los Angeles dan peluang menjadi bintang utama di klub, Son berada di posisi ideal untuk menutup karier dengan cerita indah.

Bahkan Legenda Butuh Liburan

Kita semua tahu rasanya kerja 10 tahun di tempat yang sama. Bahkan si paling disiplin kadang butuh angin segar. Mungkin bagi Son, pindah ke Los Angeles itu bukan cuma soal sepak bola. Bisa jadi ia hanya ingin makan ramyun sambil nonton matahari terbenam di Venice Beach, dan jujur saja, siapa yang nggak mau?

Thank you Son Heung Min-Bola Banter

Selamat jalan, kapten. Jangan lupa update story IG-mu kalau sudah mendarat di LA. Dunia belum siap kehilanganmu, tapi kami semua siap mendukungmu di manapun kamu berada.