Harry Kane kini menjadi tumpuan utama Bayern Munich dalam urusan mencetak gol. Namun, muncul wacana kontroversial bahwa sang striker akan digeser ke posisi gelandang serang demi memberi ruang bagi penyerang muda. Ide ini jelas memicu perdebatan, karena memindahkan salah satu striker terbaik dunia dari posisinya yang paling mematikan bukan hanya berisiko, tapi juga bisa merugikan Bayern secara keseluruhan.
Harry Kane Adalah Mesin Gol yang Konsisten
Sejak jadi starter reguler di Tottenham Hotspur pada musim 2014–2015, Harry Kane telah mencetak lebih dari 450 gol untuk klub dan negara, sebagaimana dicatat di Transfermarkt. Saat ini, ia memegang status sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa di Tottenham dan tim nasional Inggris.

Bahkan di musim perdananya di Bundesliga bersama Bayern, ia langsung merebut gelar top skor dengan 36 gol, seperti dilaporkan oleh Bundesliga.com. Statistik dari FBRef juga menunjukkan rata-rata golnya mencapai 0,66 per pertandingan, angka yang mengukuhkan reputasinya sebagai striker elit.
Risiko Menggeser Posisi Striker Utama
Menurunkan striker ke posisi lebih dalam bukan hal baru dalam sepak bola modern, tapi banyak eksperimen seperti ini justru gagal dan melemahkan tim.
1. Kasus Wayne Rooney
Rooney dipindah ke posisi gelandang oleh Louis van Gaal karena penurunan fisik. Hasilnya, Manchester United jadi kurang tajam dan Rooney kehilangan pengaruh sebagai pencetak gol utama.
2. Eksperimen dengan Harry Kane di Spurs
Cristian Stellini, saat menjabat pelatih interim Tottenham, pernah menurunkan Harry Kane lebih ke tengah dalam laga melawan Bournemouth. Hasilnya? Spurs kalah 3-2 dan serangan mereka kehilangan ketajaman. Eksperimen semacam ini bukan solusi jangka panjang, terutama bagi pemain sekelas Kane.
Kane Lebih dari Sekadar Finisher
Meskipun dikenal sebagai pencetak gol ulung, Kane juga memiliki visi bermain yang tinggi. Di era Jose Mourinho di Tottenham, Kane sering berperan sebagai false nine yang menarik bek lawan dan menciptakan ruang bagi Son Heung Min. Bahkan Gary Neville menyebut permainannya mengingatkan pada Zinedine Zidane, seperti yang dilaporkan Goal.

Namun penting dipahami, Kane tetap efektif karena dia adalah pusat serangan, bukan karena dia diposisikan sebagai playmaker penuh waktu. Memaksanya bermain lebih dalam secara permanen akan mematikan insting gol alaminya.
Bayern Tidak Kekurangan Kreator
Saat ini, Bayern Munich sudah memiliki pemain kreatif seperti Jamal Musiala dan bahkan Leon Goretzka yang dapat membangun serangan dari lini kedua.
Rumor ketertarikan Bayern terhadap striker muda seperti Nick Woltemade dari Werder Bremen juga membuat skenario ini makin rumit. Menurut FBRef, gaya main Woltemade yang mirip Alexander Isak memang menarik, namun duet dua striker bertipe serupa dapat menyulitkan pelatih untuk menemukan keseimbangan.
Solusi Transfer yang Lebih Tepat
Ketimbang mencari striker baru untuk menggantikan Harry Kane, Bayern lebih bijak memperkuat sisi sayap. Inilah beberapa opsi pemain yang dapat mendukung serangan tanpa perlu mengganggu posisi Kane:
- Nico Williams (Athletic Bilbao) – cepat dan piawai dalam duel satu lawan satu
- Kaoru Mitoma (Brighton) – eksplosif dengan dribel tajam
- Cody Gakpo (Liverpool) – fleksibel sebagai winger atau second striker
- Rafael Leao (AC Milan) – punya kekuatan fisik dan kecepatan mumpuni
Dengan dukungan pemain-pemain tersebut, Harry Kane bisa makin tajam di depan gawang dan tak perlu turun ke lini tengah.
Kane Masih Di Puncak Performa
Meski berusia 31 tahun, Harry Kane masih menunjukkan performa luar biasa. Ia bahkan menyatakan ingin bermain di level tertinggi hingga usia 38 tahun. Berdasarkan laporan BBC Sport, ia meraih Golden Boot Euro 2024, mempertegas bahwa ia belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Bayern dapat mempertimbangkan striker muda sebagai pelapis, bukan pengganti. Sebab saat ini, Kane masih sangat bisa diandalkan sebagai poros utama strategi ofensif.
Apa yang Harus Dilakukan Bayern?
Agar tetap kompetitif di Eropa dan domestik, berikut strategi realistis yang sebaiknya dijalankan Bayern:
- Pertahankan Harry Kane sebagai penyerang utama
- Gunakan rotasi cerdas tanpa menggeser posisi
- Tambah opsi pemain sayap kreatif untuk mendukung serangan
- Bangun tim mengelilingi Kane, bukan menyesuaikan dia dengan sistem baru
- Rekrut striker muda sebagai cadangan jangka panjang, bukan pesaing langsung
Langkah-langkah ini akan menjaga efektivitas serangan sekaligus menjaga stabilitas ruang ganti.
Kalau Harry Kane Jadi Kiper?
Kalau Bayern tetap memaksa geser Harry Kane ke lini tengah, jangan kaget kalau musim depan dia jadi kiper cadangan atau malah bantu nyusun kursi di stadion. Siapa tahu, habis dari gelandang, lanjut jadi pelatih kebugaran atau tukang cat ruang ganti. Tapi serius, daripada bereksperimen yang tak perlu, lebih baik Bayern buka ulang highlight gol-gol Kane, biar inget kenapa mereka beli dia dengan harga €100 juta. Bukan buat jadi jenderal lapangan tengah, tapi buat nyetak gol, bukan ngatur tempo kayak konduktor orkestra.
