Barcelona kembali jadi sorotan, kali ini bukan karena pembelian bintang baru, melainkan keputusan tegas mereka terhadap nasib salah satu pemain muda bertalenta, Pau Victor. Sang penyerang yang baru saja menjalani musim cukup produktif bersama Barcelona Atlètic itu kini menghadapi dilema pelik. Di satu sisi, ia ingin mendapatkan lebih banyak waktu bermain, namun di sisi lain, klub tempat ia bernaung justru menegaskan tidak akan melepasnya kecuali dengan harga jual permanen.
Kisah pemain muda ini menggambarkan kompleksitas situasi internal klub, dari dinamika skuad hingga tekanan finansial. Tak heran jika namanya kini ramai diperbincangkan dalam bursa transfer musim panas 2025.
Profil Pau Victor
Pau Victor Delgado lahir pada 26 November 2001 di Sant Cugat del Vallès, Katalonia. Ia memulai karier sepak bolanya di akademi lokal sebelum bergabung dengan Girona. Perjalanan kariernya cukup menarik, sebab ia sempat memperkuat tim muda Girona, lalu mencicipi tim utama di Segunda División pada musim 2019 hingga 2021. Selama periode itu, ia mencatat delapan penampilan profesional (FC Barcelona).
Setelah itu, kariernya melanjut ke CE Sabadell di mana ia tampil 36 kali, mencetak 7 gol dan menyumbang 6 assist di musim 2022/23. Performa impresif ini membuka peluang baginya untuk dipinjamkan ke Barcelona Atlètic pada musim 2023/24, di mana ia menjadi top skor tim.

Pada Juli 2024, Barcelona akhirnya mengamankan jasanya secara permanen hingga 2029 (Transfermarkt). Namun, belum genap semusim berlalu, masa depannya kembali dipertanyakan.
Karier Singkat Sebelum dan Setelah di Barcelona
Berikut garis waktu karier sang penyerang sebelum dan setelah menjadi bagian dari Barcelona:
- 2019–2021: Debut profesional di Girona (8 penampilan)
- 2022–2023: Dipinjamkan ke CE Sabadell (36 laga, 7 gol)
- 2023–2024: Dipinjamkan ke Barcelona Atlètic, top skor tim
- 2024: Direkrut secara permanen oleh Barcelona hingga 2029

Meski sudah mencatatkan debut untuk tim utama pada pertandingan melawan Valencia, waktu bermainnya di bawah arahan Hansi Flick tetap terbatas. Ia tampil 29 kali musim lalu, namun sebagian besar hanya sebagai pemain pengganti dan hanya mencetak 2 gol. Hal ini membuatnya mempertimbangkan opsi pindah sementara untuk mendapatkan menit bermain lebih banyak.
Ingin Dipinjamkan Tapi Barcelona Ogah
Keinginan untuk dipinjamkan bukan tanpa alasan. Di usia 23 tahun, masa pengembangan harus dimanfaatkan dengan jam terbang maksimal. Namun, Barcelona secara tegas menolak opsi peminjaman.
Mengutip laporan dari SPORT via OneFootball, klub hanya mau melepasnya secara permanen. Mereka bahkan sudah menolak beberapa tawaran dari klub La Liga lain yang menginginkan sang pemain dengan status pinjaman.

Direktur Olahraga Barcelona, Deco, dikabarkan tetap ingin mempertahankan dia dalam skuad Hansi Flick. Bahkan, Flick sendiri menyebut bahwa sang penyerang punya etos kerja dan sikap profesional yang tinggi. Namun, masalahnya bukan soal attitude, melainkan tempat di lapangan.
Alasan Barcelona Ingin Jual Permanen
Barcelona bukan tanpa sebab ngotot hanya mempertimbangkan penjualan permanen. Klub tengah terjepit oleh regulasi keuangan La Liga, terutama aturan 1:1. Ini berarti setiap pemasukan dari penjualan pemain akan langsung membuka ruang untuk mendaftarkan pemain baru.

Karena alasan itulah, semua tawaran pinjaman ditolak dan klub menetapkan harga di atas €10 juta. Angka yang dianggap cukup tinggi untuk pemain yang belum benar-benar mapan di tim utama. Namun, manajemen menilai ia sebagai aset jangka panjang.
Flick juga disebut tidak ingin kehilangan lebih banyak penyerang seperti Pablo Torre tanpa ada pengganti yang sepadan. Maka, satu-satunya solusi bagi sang pemain jika ingin hengkang adalah dengan transfer permanen.
Apa yang Membuat Situasi Ini Rumit
Beberapa faktor membuat situasi ini semakin kompleks:
- Kontrak Panjang
Ia masih terikat hingga 2029. Ini memberi kekuatan negosiasi besar bagi klub. - Finansial Klub
Barcelona masih dalam masa pemulihan finansial dan belum sepenuhnya lepas dari krisis pandemi dan utang masa lalu. - Belum Ada Pengganti
Jika ia dilepas, Flick butuh pengganti yang siap tempur. Nama seperti Marcus Rashford sempat muncul, namun belum ada kesepakatan resmi. - Keinginan Bertahan
Meski ingin waktu bermain, pemain ini sejatinya ingin bertahan di klub impiannya. Namun, ia juga tidak ingin kariernya stagnan di bangku cadangan.
Potensi Transfer dan Klub Peminat
Menurut laporan media Spanyol, sudah ada beberapa klub La Liga yang mengajukan minat, namun semuanya dengan status pinjaman . Karena itulah, belum ada langkah konkret yang bisa diambil. Jika ada klub yang bersedia membayar lebih dari €10 juta, maka peluang untuk hengkang akan terbuka.
Sampai saat ini, pemain tersebut tetap dijadwalkan ikut pramusim ke Jepang dan Korea Selatan bersama skuad utama. Ia juga akan mengikuti latihan seperti biasa di Ciutat Esportiva Joan Gamper. Jadi, sampai ada perubahan kebijakan atau penawaran yang cocok, situasinya masih abu-abu.
Masihkah Pau Victor Jadi Prospek Masa Depan
Meskipun dibekukan dari rencana peminjaman, ia tetap dianggap sebagai pemain muda yang menjanjikan. Flick dan Deco sama-sama menghargai dedikasi dan bakatnya. Bahkan beberapa analis menilai ia hanya butuh satu musim penuh bermain reguler untuk berkembang pesat.

Namun, apakah Barcelona adalah tempat terbaik untuk proses itu?
Dengan kedalaman skuad yang ada dan tekanan untuk selalu menang, Barcelona jarang memberi waktu panjang untuk “belajar di lapangan” bagi pemain muda. Inilah ironi yang sering terjadi, klub butuh regenerasi, tapi takut mengambil risiko.
Gimana Akhirnya
Situasi pemain ini bisa berubah dalam hitungan minggu, terutama jika ada penjualan pemain lain atau perubahan dalam regulasi keuangan klub. Namun untuk saat ini, klub menolak opsi pinjaman dan tetap bersikukuh dengan strategi jual permanen.
Di dunia sepak bola, semuanya bisa terjadi. Kadang yang tadinya dicadangkan, besok jadi starter. Yang tadinya mau dipinjamkan, eh malah jadi top skor musim depan.
Setidaknya, kalau sampai ia meledak musim depan, jangan kaget kalau Barcelona mendadak bilang, “Kita percaya sama dia dari awal kok.” Hmm… klasik!