Kembalinya Jude Bellingham jadi berita nano-nano di Real Madrid saat ini. Sang gelandang Inggris yang sempat absen karena operasi bahu kini pulih lebih cepat dari ekspektasi medis, seolah-olah dokter tim disulap jadi pesulap. Tapi ironisnya, comeback ini bukannya bikin Madrid makin tenang, justru bikin Xabi Alonso pusing. Sistem baru sang pelatih terasa seperti puzzle tanpa ruang jelas untuk Bellingham, dan ujung-ujungnya bisa bikin Arda Guler ikut jadi “korban collateral damage”.

Ingat dua musim lalu ketika Bellingham jadi pahlawan? Waktu Karim Benzema cabut, ia berubah jadi false nine paling elegan di Bernabeu, mencetak gol demi gol, bahkan jadi magnet gelar ganda. Tapi datangnya Kylian Mbappe benar-benar merubah orbit. Ruang yang dulu jadi milik eksklusif Bellingham mendadak disabotase, dan ia harus rela turun kasta jadi pelari murni, yang kalau jujur saja, kurang nendang.

Sekarang, setelah kembali dari cedera, Bellingham harus menelan pil pahit, posisinya tidak lagi semapan dulu. Xabi Alonso punya banyak kartu taktik di tangannya, tapi apa pun yang dimainkan, ada potensi tumbal. Dan di antara nama yang paling sering muncul di daftar rawan tersingkir adalah Arda Guler. Jadi, siap-siap drama internal baru di Santiago Bernabeu.
Mengapa Kembalinya Jude Bellingham Jadi Dilema
Bellingham jelas merupakan pemain kelas dunia. Ia mampu mencetak gol, membuat assist, bertahan, dan berlari sepanjang laga. Versatilitasnya membuat banyak pelatih ingin memainkannya di berbagai posisi. Namun, masalah muncul ketika Madrid sudah memiliki keseimbangan baru dengan Guler sebagai kreator utama.

Musim ini, Guler tampil sebagai pemain paling kreatif. Ia menghubungkan lini tengah dan serangan dengan sangat baik, memberi warna baru pada permainan Madrid. Jika ia dikorbankan hanya demi mengakomodasi Bellingham, Los Blancos bisa kehilangan dinamika serangan yang membuat mereka tak terkalahkan sejauh ini.
Sementara itu, Xabi Alonso dikenal berani mencadangkan pemain besar. Namun, Bellingham adalah nama yang sulit untuk ditinggalkan. Inilah yang membuat situasi semakin rumit.
Opsi Taktik yang Bisa Dipilih Alonso
Agar lebih mudah dipahami, opsi taktik yang tersedia dapat dilihat dalam bentuk daftar. Inilah beberapa kemungkinan yang bisa ditempuh Xabi Alonso menurut analisis GOAL:
- Guler Out, Bellingham In
Alonso bisa langsung menukar posisi Guler dengan Bellingham dalam formasi 4-3-3. Ini cara paling sederhana untuk mengembalikan sang gelandang Inggris. Namun, konsekuensinya besar karena Guler selama ini adalah pemain terbaik Madrid. - Bellingham Masuk, Guler ke Sayap Kanan
Alternatif lain adalah menggeser Guler ke posisi winger kanan. Tempat ini memang belum punya penghuni tetap karena Franco Mastantuono, Brahim Diaz, dan Rodrygo gagal tampil konsisten. Opsi ini memungkinkan Bellingham tetap bermain sebagai gelandang tengah, sementara Guler beradaptasi di sayap. - Formasi Ultra Menyerang
Dalam laga tertentu melawan tim yang bertahan dalam, Alonso bisa berani melepas Aurelien Tchouameni. Federico Valverde akan ditarik ke posisi No.6, sementara Guler tetap di belakang striker dan Bellingham diberi kebebasan menyerang. Meski menarik, formasi ini berisiko tinggi karena membuat Madrid rentan diserang balik. - Eksperimen Tiga Bek
Alonso pernah sukses dengan formasi 3-4-2-1 di Bayer Leverkusen. Madrid bisa meniru pola itu dengan Valverde dan Tchouameni di pivot, lalu Mbappe sebagai ujung tombak. Guler, Vinicius, dan Bellingham bisa berebut dua slot di belakang Mbappe. Formasi ini memang bisa menampung banyak bintang, tetapi mengorbankan keseimbangan di sisi kanan.

Dampak Kembalinya Jude Bellingham pada Arda Guler
Bagi Arda Guler, kembalinya Jude Bellingham bisa menjadi ancaman besar. Guler sejauh ini tampil brilian dan menjadi motor serangan Madrid. Ia adalah penghubung yang membuat Mbappe lebih tajam dan Vinicius lebih leluasa di sayap.

Jika Alonso lebih memilih pengalaman Bellingham, maka Guler bisa kehilangan peran vitalnya. Ia mungkin akan dipaksa bermain di posisi yang bukan naturalnya atau bahkan harus rela menjadi pemain cadangan. Hal ini tentu bisa memengaruhi perkembangan salah satu talenta muda paling menjanjikan Eropa.
Risiko Jika Madrid Mengorbankan Keseimbangan
Madrid sebenarnya sudah menunjukkan permainan solid meski tanpa Bellingham. Dengan Guler sebagai playmaker, Valverde di lini tengah, dan Mbappe sebagai ujung tombak, Los Blancos tidak terkalahkan. Jika keseimbangan ini diganggu, potensi masalah bisa muncul.

Bellingham memang bintang, tetapi musim lalu performanya sempat menurun. Ia sering dipindah-pindah posisi, kehilangan motivasi, bahkan sempat apatis seperti saat kehilangan bola di El Clasico yang berujung gol Pedri. Hal ini memperlihatkan bahwa meski ia punya talenta luar biasa, Bellingham juga bisa kehilangan fokus ketika tidak nyaman di posisi tertentu.
Opsi Rotasi Pemain Galacticos
Selain skenario formasi, Xabi Alonso juga bisa memainkan strategi rotasi. Berikut beberapa bentuk rotasi yang mungkin dilakukan:
- Rotasi Situasional
Bellingham dimainkan di laga besar yang membutuhkan pengalaman dan tenaga ekstra, sementara Guler tetap menjadi starter di laga melawan tim kecil untuk menjaga kreativitas. - Rotasi Berdasarkan Lawan
Alonso bisa menyesuaikan komposisi tergantung gaya lawan. Jika menghadapi tim defensif, Bellingham dan Guler bisa bermain bersamaan. Jika menghadapi tim agresif, salah satunya mungkin harus duduk di bangku cadangan. - Rotasi Menit Bermain
Dengan jadwal padat, keduanya bisa bergantian main penuh atau setengah babak. Skema ini memungkinkan Madrid menjaga kedalaman skuad tanpa mengorbankan salah satu bintang muda mereka.

Rotasi semacam ini memang tidak mudah karena pemain sekelas Bellingham dan Guler pasti ingin bermain penuh. Namun, dalam sepak bola modern, rotasi adalah kebutuhan.
Apa Artinya untuk Xabi Alonso
Sebagai pelatih baru, Alonso sudah menunjukkan keberanian dan kecerdasan taktik. Ia berani memarkir nama besar jika tidak sesuai dengan rencananya. Namun, menghadapi kembalinya Jude Bellingham akan menjadi ujian besar.

Mengelola ego para pemain bintang seperti Mbappe, Vinicius, Bellingham, Guler, hingga Trent Alexander-Arnold bukan tugas ringan. Alonso harus memastikan setiap keputusan tetap menjaga harmoni tim. Salah langkah bisa membuat ruang ganti Madrid menjadi panas.
Tantangan Besar Real Madrid ke Depan
Dengan kembalinya Jude Bellingham, Madrid kini memiliki kedalaman skuad yang luar biasa. Namun, masalah yang muncul bukan soal kualitas, melainkan cara memanfaatkan semua pemain bintang ini secara seimbang.

Alonso punya banyak opsi formasi dan strategi, tetapi setiap keputusan akan selalu ada konsekuensinya. Kadang ia harus mengorbankan kreativitas Guler, kadang ia mungkin harus membatasi kebebasan Bellingham.

Apapun pilihannya, Madrid tetap berada di jalur untuk menjadi tim menakutkan di Eropa. Namun, harmoni internal dan keputusan taktik yang tepat akan menentukan apakah mereka bisa meraih kesuksesan berkelanjutan.
Perspektif Menarik dari Situasi Ini
Situasi kembalinya Jude Bellingham seakan mengingatkan kita pada dilema klasik klub besar, terlalu banyak bintang di satu langit Bernabeu. Kedalaman skuad Madrid memang seperti koleksi action figure mahal, keren buat dipamerin, tapi bikin ribet pas harus dipasang di rak.
Xabi Alonso sekarang bukan cuma diuji sebagai profesor taktik, tapi juga babysitter full-time yang harus memastikan semua anak emasnya dapat giliran main tanpa ngambek. Keputusan soal Bellingham dan Arda Guler bisa jadi plot twist utama musim ini. Kalau Alonso berhasil memadukan keduanya, Los Blancos bisa berubah jadi tim yang bikin lawan-lawan di Eropa mimisan sejak line-up dibacakan. Tapi kalau gagal, siap-siap drama telenovela ala Bernabeu, lengkap dengan konflik internal yang bisa lebih panas dari El Clasico.