Musim 2024/25 Premier League hampir kelar, tapi jangan kira tensi mulai adem. Justru makin meletup kayak popcorn di microwave! Bukan cuma gol atau kartu merah yang jadi sorotan, tapi drama di luar lapangan yang sukses bikin netizen begadang sambil update Twitter. Siapa sangka, liga paling elit di dunia ini bisa terasa seperti reality show, lengkap dengan adegan perpisahan, kemarahan pemilik klub, dan raksasa yang tersandung uang sendiri.
Yuk, kita kulik satu-satu dramanya yang nggak kalah panas dari sambal setan!
Liverpool: Perpisahan Tak Bahagia ala Trent Alexander-Arnold
Ceritanya, Anfield sedang menggelar pesta. Tapi yang hadir, malah saling melempar tatapan sinis. Pemain lokal kebanggaan Liverpool, Trent Alexander-Arnold, yang biasanya dielu-elukan bak pahlawan, mendadak disambut… cibiran. Yes, pemain yang mengaku “ingin pensiun di Liverpool” itu, memilih hijrah ke Real Madrid. Dan momen perpisahannya pun berubah jadi adegan sinetron: masuk sebagai pemain pengganti, lalu bikin blunder yang berujung gol Arsenal. Skor akhir? 2-2. Sorak sorai pun berubah jadi… huu huu.

Banyak yang bilang, “Eh, wajar dong kecewa. Dia janji setia, malah kabur ke Madrid.” Tapi ada juga fans waras yang bilang, “Lha dia udah kasih segalanya buat klub, masa perpisahannya diginiin?” (sumber).
Well, fans Liverpool emang emosional. Tapi kalau sampai lupa jasa Trent yang ngasih assist ratusan kali (ya, lebay dikit), kayaknya harus mulai introspeksi, deh.
Nottingham Forest: Pemilik Ngamuk, Peluang Eropa Nyaris Buyar
Nottingham Forest kayak lagi mimpi basah eh, maksudnya, mimpi indah. Setelah puluhan tahun, mereka akhirnya ada peluang buat ngerasain kompetisi Eropa. Tapi, seperti kisah cinta remaja, semuanya bisa kacau gara-gara satu momen. Lawan Leicester, mereka unggul. Tapi setelah striker utama Taiwo Awoniyi masuk dan langsung cedera, pelatih telat ganti pemain, dan Forest pun main dengan 10 orang. Hasil akhir: seri 2-2. Dan pemilik klub, Evangelos Marinakis, langsung ngegas dari tribun!

Ia turun ke pinggir lapangan dan (konon katanya) marah besar pada pelatih Nuno Espírito Santo. Nuno sih cuek aja, bilang, “Namanya juga emosi sesaat.” Tapi media Inggris udah bikin ini kayak berita pertengkaran Kardashian bersaudara. (sumber)
Oh ya, si Marinakis juga lagi ribet soal kepemilikan klub. Karena dia punya Olympiakos dan Rio Ave, dia harus masukin saham Forest ke “blind trust” biar nggak kena aturan UEFA soal klub ganda. Canggih, ya? Kaya raya, tapi ribet sendiri. (sumber)
Man United & Spurs: Kaya Raya tapi Ranking Bikin Nangis
Coba tebak, siapa yang masuk 10 besar klub terkaya dunia menurut Deloitte? Manchester United (peringkat 4) dan Tottenham Hotspur (peringkat 9). Tapi coba lihat klasemen Premier League, dua klub itu malah ngendon di papan tengah. Uang ada, prestasi? Kayak sinyal Wi-Fi di hutan, kadang ada kadang nggak.

Yang bikin lebih ironis, kedua tim masih bisa lolos ke Liga Champions tapi bukan lewat jalur liga, melainkan kalau juara Liga Europa. Asem, kan? Bayangin, klub dengan gaji pemain miliaran harus ngandelin “backdoor entry”. (sumber)
Ini kayak beli mobil sport mahal, tapi tiap hari naik ojol. Bingung, bang?
Musim Aneh: Yang Konsisten Malah Kecewa
Kalau musim ini diibaratkan game, maka cheat code-nya belum ditemukan. Arsenal dan Chelsea bisa bersinar meski performanya naik-turun kayak roller coaster. Sebaliknya, Newcastle dan Aston Villa yang dianggap kuda hitam, justru tampil lebih stabil. Bahkan, beberapa hasil pertandingan terlihat “ajaib”. Tim dengan xG (expected goals) rendah malah bisa menang besar. Hoki? Bisa jadi.

Tapi hal ini juga menunjukkan bahwa Premier League tetap jadi liga yang susah diprediksi. Satu kesalahan kecil bisa bikin peluang Liga Champions sirna, satu gol bisa mengubah masa depan pelatih. (sumber)
Sepak Bola: Tempat Emosi Mengalahkan Logika
Musim ini membuktikan bahwa sepak bola bukan cuma soal teknik, taktik, atau statistik. Tapi juga soal emosi. Fans yang mencaci pemain favoritnya sendiri, pemilik klub yang ngamuk kayak habis digasak tukang parkir, dan klub kaya yang bingung cara main bola. Semua jadi bukti bahwa di Premier League, logika sering kalah oleh drama.

Dan itu yang bikin kita cinta liga ini. Karena meski kadang bikin darah tinggi, Premier League tetap jadi tontonan wajib. Nggak perlu efek CGI atau plot twist sinetron. Cukup tunggu pekan berikutnya.
Kalau kamu suka ngikutin drama dan gosip sepak bola (tapi versi intelek dan lucu), jangan lupa mampir ke BolaBanter.com. Kamu juga bisa temuin konten ringan, skor terkini, dan komentar-komentar absurd khas netizen bola di Instagram kami @bolabanterdotcom.
Sumber: