Ketika Kejeniusan Tak Cukup Menyelamatkan Skuad yang Menua dan Hancur Lebur oleh Cedera
Manchester City adalah klub yang selama bertahun-tahun terlihat seperti mesin perang sepak bola yang tak terkalahkan. Dengan Pep Guardiola sebagai arsiteknya, tim ini selalu dipandang sebagai favorit di setiap kompetisi yang mereka ikuti. Namun, musim 2024-2025 sepertinya ingin membuktikan bahwa bahkan sang maestro pun bisa membuat kesalahan, dan kesalahan kali ini cukup fatal.

Ternyata, ketika Anda terlalu sibuk membangun dinasti, Anda bisa lupa satu hal penting: manusia punya batas usia, dan lutut mereka bukan baja. City kini menghadapi kenyataan pahit bahwa sebagian besar pemain kunci mereka lebih akrab dengan fisioterapis daripada dengan bola di lapangan. Jika dulu tim ini ibarat mobil sport yang melaju tanpa hambatan, sekarang mereka lebih mirip mobil klasik yang butuh tune-up setiap beberapa pekan.
Transfer Musim Panas: City Kikir atau Terlalu Percaya Diri?
Bursa transfer musim panas lalu seharusnya menjadi kesempatan bagi Manchester City untuk melakukan penyegaran. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. The Citizens menjual Julián Álvarez ke Atlético Madrid dengan harga fantastis £81,5 juta yang, kalau dipikir-pikir, sepertinya lebih banyak digunakan untuk dekorasi Etihad Stadium daripada membeli pemain baru.
Alih-alih mendatangkan nama besar, City hanya membeli Savinho seharga £30 juta, dan sebagai pelengkap, mereka membawa pulang Ilkay Gündogan, yang kini sudah berusia 34 tahun, secara gratis. Hebat, kan? Mungkin Pep berpikir dia bisa bermain sendiri di lini tengah jika keadaan semakin buruk.

Guardiola tampaknya yakin bahwa skuad yang ada sudah cukup kuat. Sayangnya, sepak bola bukan seperti menyimpan anggur, pemain yang menua tidak otomatis menjadi lebih baik. Keputusan untuk tidak menambah amunisi berkualitas kini mulai terlihat sebagai blunder yang akan menghantui musim mereka.
“Siapa butuh pemain baru kalau kita punya pengalaman?” – Mungkin kata-kata ini ada di kepala Pep, tepat sebelum dia menyadari bahwa pengalaman saja tidak cukup untuk membuat pemainnya berlari lebih cepat dari wasit.
Cedera: Saat Ruang Medis Menjadi Tempat Paling Sibuk di Etihad
Jika ada yang paling sibuk di Manchester City musim ini, itu bukan Erling Haaland mencetak gol, melainkan tim medis klub. Rodri, sang jenderal lini tengah, mengalami cedera ligamen anterior cruciate (ACL) saat melawan Arsenal pada bulan September. Sejak itu, daftar cedera City bertambah panjang seperti antrean di konser Taylor Swift.

Beberapa pemain yang ikut bergantian masuk ruang medis termasuk John Stones, Rúben Dias, Nathan Aké, Manuel Akanji, Oscar Bobb, Jack Grealish, Ederson, Jérémy Doku, Mateo Kovacic, Kyle Walker, Erling Haaland, dan Kevin De Bruyne. Jika melihat daftar ini, mungkin Guardiola harus mulai mempertimbangkan untuk ikut turnamen Sunday League saja setidaknya di sana, jumlah pemain yang bugar lebih banyak.
Dengan daftar panjang ini, mungkin lebih baik jika City mengajukan diri untuk membuat versi sepak bola dari acara Grey’s Anatomy. Setidaknya, mereka punya cukup banyak cerita dramatis di ruang medis.
Kembalinya Rodri: Cahaya di Ujung Terowongan (atau Sekadar Fatamorgana?)
Ada secercah harapan di tengah bencana ini. Rodri akhirnya kembali berlatih secara individu setelah cedera panjangnya. Namun, mari kita jujur: apakah kembalinya satu pemain akan menyelesaikan semua masalah? Kecuali dia punya kekuatan super untuk menyembuhkan rekan-rekannya, sepertinya tidak.
“Jangan khawatir, Rodri sudah kembali!” – Pep Guardiola, sambil berharap Rodri bisa bermain sebagai gelandang, bek, penyerang, dan mungkin juga kiper sekaligus.
Piala FA: Trofi Terakhir yang Bisa Diselamatkan?
Dengan tersingkir dari Liga Champions dan tertinggal 20 poin dari Liverpool di Premier League, Piala FA kini menjadi satu-satunya harapan Manchester City untuk menghindari musim tanpa trofi. Guardiola mungkin tidak terlalu ingin mengakuinya, tapi ini adalah kesempatan terakhir mereka untuk menyelamatkan harga diri.

Ketika ditanya tentang peluang City di Piala FA, Guardiola hanya menjawab, “Piala FA masih jauh, tanyakan di akhir musim ketika kami satu pertandingan lagi.” Sebuah jawaban khas Pep yang, jika diterjemahkan ke dalam bahasa jujur, berarti: “Saya juga tidak yakin kita bisa menang.”
Manchester City Harus Reboot atau Tetap Percaya Diri?
Musim 2024-2025 akan dikenang sebagai musim di mana Manchester City terlihat… manusiawi. Dengan pemain-pemain yang semakin menua dan daftar cedera yang lebih panjang dari ceramah wasit tentang fair play, jelas bahwa klub ini butuh perubahan besar.

Jika City tidak melakukan perombakan skuad dalam waktu dekat, jangan kaget jika mereka lebih sering masuk berita bukan karena kemenangan, tapi karena tim medis mereka menerima penghargaan sebagai staf terbaik klub.
Untuk berita sepak bola lainnya, kunjungi BolaBanter.com dan follow Instagram kami di @bolabanterdotcom. Jangan khawatir, kami tidak akan memberikan update tentang cedera pemain City setiap hari kecuali kalau daftar mereka semakin panjang.
Sumber: