Mengapa Kim Min Jae Tak Lagi Jadi Monster di Bayern?

Kim Min Jae atau yang sering dijuluki The Monster, pernah menjadi sosok tak tergantikan di lini pertahanan Napoli saat mereka menjuarai Serie A 2022/23. Namun, setelah kepindahannya ke Bayern Munich pada musim panas 2023, segalanya tak berjalan sesuai ekspektasi. Kini, bek asal Korea Selatan itu tengah menghadapi masa sulit di bawah pelatih baru Vincent Kompany, dan namanya mulai dikaitkan dengan klub-klub Serie A seperti AC Milan, Juventus, hingga Inter Milan. Apa yang sebenarnya terjadi pada Kim Min Jae hingga performanya meredup?

Data dan Fakta Menarik Tentang Kim Min Jae

Berikut sejumlah data penting dan fakta singkat yang menggambarkan perjalanan serta profil Kim Min Jae, bek asal Korea Selatan yang dikenal dengan julukan The Monster.

  • Nama Lengkap: Kim Min Jae (김민재)
  • Tanggal Lahir: 15 November 1996
  • Usia Saat Ini: 28 tahun
  • Tempat Lahir: Tongyeong, Korea Selatan
  • Kewarganegaraan: Korea Selatan 🇰🇷
  • Tinggi Badan: 1,90 meter
  • Berat Badan: 88 kilogram
  • Kaki Dominan: Kanan
  • Posisi Utama: Bek tengah (Centre-back)
  • Nomor Punggung di Bayern: 3

Perjalanan Karier Kim Min Jae

Kim memulai karier profesionalnya di Gyeongju KHNP pada 2016, sebelum akhirnya menarik perhatian publik Korea saat bergabung dengan Jeonbuk Hyundai Motors (2017–2019). Performa solid di lini belakang membuatnya cepat dilirik klub luar negeri. Ia kemudian melangkah ke Beijing Guoan di Chinese Super League pada 2019 hingga 2021, memperluas pengalamannya di level Asia.

Kim Min Jae Napoli_Bola Banter_

Puncak kariernya datang ketika ia berlabuh di Fenerbahçe (2021–2022) dan kemudian Napoli, di mana Kim berperan penting dalam membawa tim menjuarai Serie A musim 2022/23, sebuah pencapaian bersejarah setelah 33 tahun penantian klub tersebut.

Karier di Bayern Munich

Kim Min Jae resmi bergabung dengan Bayern Munich pada Juli 2023 dengan nilai transfer sekitar €57 juta, dan menandatangani kontrak jangka panjang hingga 2028. Transfer ini menjadikannya salah satu bek Asia termahal dalam sejarah sepak bola dunia.

Kim Min Jae Bayern Munich_Bola Banter_

Di musim 2024/25, Kim telah tampil dalam 6 pertandingan dengan total 326 menit bermain, tanpa mencatatkan gol maupun assist. Namun, kehadirannya masih dianggap penting dalam kedalaman skuad, terutama di sektor pertahanan.

Statistik dan Kontribusi

Berdasarkan data Transfermarkt, nilai pasarnya kini berada di kisaran €45 juta per Oktober 2025.
Pada masa kejayaannya bersama Napoli, Kim mencatatkan:

  • Rata-rata 1,6 intersep per laga
  • 4,2 clearances per laga
  • 66% duel udara dimenangkan
Kim Min Jae Napoli_Bola Banter_

Statistik ini memperlihatkan bagaimana kekuatannya dalam duel udara dan kemampuan membaca serangan lawan. Namun, di Bayern, performanya sedikit menurun akibat rotasi dan adaptasi sistem yang lebih agresif.

Gaya Bermain dan Ciri Khas

Kim dikenal sebagai bek dengan kombinasi unik antara ketenangan dan kekuatan fisik. Ia memiliki kemampuan umpan progresif yang baik, menjadikannya tipe ball-playing defender yang mampu menginisiasi serangan dari belakang. Selain itu, gaya bertahannya sangat disiplin dan agresif, kualitas yang membuatnya mendapat julukan The Monster sejak di Serie A.

Kim Min Jae Bayern Munich_Bola Banter_

Kendati demikian, beberapa pengamat menilai Kim masih perlu menyesuaikan diri dengan gaya high-line pressing Bayern yang menuntut kecepatan reaksi lebih tinggi.

Kehidupan dan Motivasi

Di luar lapangan, Kim dikenal sebagai pribadi yang disiplin dan rendah hati. Ia menolak tawaran dari klub-klub Arab Saudi pada 2024 demi tetap bermain di level tertinggi Eropa. Dalam tim nasional, ia adalah salah satu figur paling berpengaruh dengan lebih dari 60 caps sejak debutnya pada 2017 melawan China.

Kim Min Jae dan Son Heung Min_Bola Banter_

Kim juga dikenal memiliki hubungan dekat dengan rekan senegaranya, Son Heung Min, yang menyebutnya sebagai “teman paling disiplin di tim nasional.” Motivasi terbesarnya tetap sama, mempertahankan posisi di tim utama Bayern dan menjaga reputasinya sebagai bek Asia terbaik di dunia.

Dari Pahlawan Napoli ke Tantangan di Bayern

Ketika Napoli menutup musim 2022/23 dengan meraih Scudetto pertama mereka dalam lebih dari tiga dekade, Kim Min Jae menjadi bagian vital dari kesuksesan itu. Gaya mainnya yang agresif, disiplin, dan tenang dalam menghadapi tekanan membuatnya dijuluki The Monster oleh fans Partenopei.
Namun, setahun kemudian, peran itu tampak jauh menguap. Kim memutuskan pindah ke Bayern Munich setelah klub Jerman itu mengaktifkan klausul pelepasannya senilai €57 juta pada Juli 2023. Harapannya sederhana, menjadi tembok baru di Allianz Arena.

Kim Min Jae dan Harry Kane_Bola Banter_

Sayangnya, musim keduanya di Eropa tak semulus yang dibayangkan. Menurut data dari Transfermarkt, Kim hanya mencatat 6 penampilan dan total 326 menit bermain di musim 2024/25. Ia kini tertinggal di belakang Dayot Upamecano dan Jonathan Tah dalam urutan prioritas pelatih Kompany.

Kim Min Jae_Bola Banter_

Sebagaimana dilaporkan oleh Goal, Kim disebut “unhappy” dengan situasinya di Bayern. Ia tetap berusaha kompetitif, namun posisinya yang kini hanya pelapis membuat masa depannya di Bavaria semakin tidak pasti.

Gaji Besar Jadi Batu Sandungan

Salah satu faktor utama yang menghambat kepindahan Kim Min Jae kembali ke Serie A adalah gajinya yang sangat tinggi. Bek berusia 29 tahun itu saat ini menerima sekitar €9 juta per tahun, jumlah yang tergolong besar untuk standar klub Italia, bahkan untuk pemain bintang sekalipun.

Daftar gaji Bayern Munich-Bola Banter

Menurut laporan La Gazzetta dello Sport yang dikutip oleh Goal, “the biggest obstacle remains his salary,” menandakan bahwa transfer hanya akan terjadi jika Kim bersedia menurunkan tuntutan finansialnya.
Situasi ini memperumit niat klub-klub seperti AC Milan dan Juventus yang tertarik memboyongnya kembali ke Italia. Bayern sendiri disebut terbuka pada opsi pinjaman atau penjualan permanen, namun sangat sedikit klub non-Inggris yang mampu menanggung beban gajinya.

Rumor Kepindahan Kim Min Jae ke Serie A

Beberapa klub besar Italia mulai menunjukkan ketertarikan untuk memanfaatkan situasi Kim.
Berikut dua di antaranya yang paling serius dalam beberapa bulan terakhir.

1. AC Milan dan Juventus Memantau dari Jauh

Menurut laporan dari Goal, baik Milan maupun Juventus kini masuk dalam daftar pemantau utama Kim Min Jae menjelang jendela transfer Januari.

  • Juventus melihat Kim sebagai solusi sementara untuk masalah cedera Gleison Bremer, yang belum pulih sepenuhnya dari cedera lutut.
  • Milan, di sisi lain, menganggap Kim sebagai tambahan kedalaman skuad yang ideal untuk memperkuat lini belakang mereka di paruh kedua musim.
Kim Min Jae dilirik AC Milan_Bola Banter_

Namun, kedua klub sadar bahwa kesepakatan hanya mungkin terjadi jika Kim rela memangkas gajinya, sesuatu yang belum tentu disetujui oleh sang pemain yang masih memiliki kontrak panjang di Bayern.

2. Inter Milan dan Kebutuhan Mendesak

Laporan dari SempreInter menyebut bahwa Inter Milan siap meluncurkan “late swoop” untuk mendatangkan Kim jika mereka berhasil melepas Benjamin Pavard lebih dulu. Inter menilai pengalaman Kim di Serie A bisa langsung memberikan stabilitas di lini belakang yang saat ini kurang konsisten.

Kim Min Jae diminati Inter Milan_Bola Banter_

Harga Kim yang turun hingga €25 juta–€30 juta (setengah dari nilai pembelian awal Bayern) membuat transfer ini tampak lebih realistis, terutama jika Pavard benar-benar hengkang.

Penurunan Performa dan Statistik yang Tak Terelakkan?

Jika kita menengok statistik musim terakhir Kim Min Jae di Napoli, kontrasnya sangat terasa. Di Serie A 2022/23, ia mencatat lebih dari 3.000 menit bermain, memenangkan 66% duel udara, dan membantu Napoli mencatat salah satu pertahanan terbaik di Eropa. Namun, di Bayern, angka itu anjlok drastis. Dalam 6 penampilan musim ini, Kim hanya mencatat rata-rata 54 menit per laga, tanpa kontribusi gol maupun assist, serta menempati urutan ketiga dalam pilihan bek tengah.

Kim Min Jae lebih banyak menghabiskan waktu di bangku cadangan Bayern Munich_Bola Banter_
19 04 2025, Soccer 1 Bundesliga 2024 2025, Matchday 30, 1 FC Heidenheim FC Bayern Munich, at Voith Arena Heidenheim Min jae Kim Bayern Munich, Minjae Kim on the substitutes bench
Foto IMAGO/PressFocus

Selain karena adaptasi dengan sistem baru Kompany, Kim juga kesulitan mempertahankan ritme pertandingan setelah sering duduk di bangku cadangan. Para pengamat di Jerman menilai ia belum mampu menunjukkan versi terbaiknya karena tekanan internal yang tinggi di klub sebesar Bayern Munich.

Kim Min Jae dan Vincent Kompany_Bola Banter_

Mengapa Kim Min Jae Sulit Beradaptasi di Bayern?

Setidaknya ada dua faktor utama yang membuat Kim kesulitan tampil konsisten di Bayern.

1. Perubahan Filosofi di Bawah Vincent Kompany

Kompany dikenal menerapkan sistem yang lebih progresif dan berbasis penguasaan bola tinggi. Bek tengah dalam sistem ini dituntut memiliki kemampuan distribusi bola cepat, bukan sekadar bertahan agresif.

Vincent Kompany dan Kim Min Jae_Bola Banter_

Kim Min Jae, yang terbiasa dengan gaya compact defending di Napoli, harus menyesuaikan diri dengan permainan Bayern yang lebih terbuka.

Perubahan ini membuatnya tampak “kaku” dalam beberapa pertandingan, terutama saat menghadapi pressing tinggi lawan.

2. Kompetisi Ketat dan Rotasi Tak Terduga

Dengan kehadiran Dayot Upamecano dan Jonathan Tah, Kim harus bersaing ketat untuk mendapatkan tempat di tim utama.

Dayot Upamecano dan Kim Min Jae_Bola Banter_

Sementara itu, Bayern masih berpartisipasi di Bundesliga dan Liga Champions, membuat rotasi pemain menjadi hal rutin. Sayangnya, Kim justru lebih sering berada di sisi yang tidak diuntungkan dari rotasi tersebut.

Kim Min Jae cedera-Bola Banter

Pilihan Kim Menjelang Bursa Transfer Musim Dingin

Menjelang bursa transfer Januari, masa depan Kim Min Jae menjadi salah satu topik paling menarik untuk diikuti di Bundesliga. Beberapa skenario kini terbuka:

  1. Tetap Bertahan dan Berjuang di Bayern
    Kim sendiri menegaskan bahwa ia “will not give up on the competition.” Sikap ini menunjukkan tekad kuatnya untuk tetap bersaing dan membuktikan diri di bawah Kompany.
    Namun, jika menit bermainnya tak kunjung bertambah, peluangnya untuk tampil di level internasional bersama Korea Selatan bisa terancam.
  2. Kembali ke Serie A untuk Reborn Moment
    Kembali ke Italia bisa menjadi jalan untuk mengembalikan kepercayaan diri Kim.
    Ia sudah mengenal atmosfer Serie A dan gaya bermainnya cocok dengan intensitas liga tersebut.
    Selain itu, statusnya sebagai Scudetto winner membuat klub-klub Italia yakin akan kualitasnya.
  3. Pertimbangan Finansial dan Karier Jangka Panjang
    Di usia 29 tahun, Kim masih berada di masa emas seorang bek tengah.
    Jika Bayern membuka pintu keluar, keputusan yang ia ambil nanti akan sangat menentukan sisa kariernya, apakah tetap di puncak Eropa atau mencari stabilitas di tempat lain.
Kim Min Jae_Bola Banter_

Tekanan Menjelang Piala Dunia

Salah satu faktor lain yang membuat situasi ini semakin kompleks adalah komitmen Kim Min Jae bersama tim nasional Korea Selatan. Dengan turnamen besar seperti Piala Dunia di depan mata, ia membutuhkan waktu bermain reguler agar tetap dalam performa puncak. Jika kondisinya di Bayern tak berubah, kemungkinan besar ia akan meninjau ulang posisinya menjelang Januari.

NewJeans dan Kim Min Jae_Bola Banter_

Sumber internal Bayern menilai bahwa kehilangan Kim di tengah musim akan mengurangi kedalaman skuad mereka, tetapi klub juga realistis bahwa pemain yang tak bahagia bisa berdampak negatif pada ruang ganti.

Akankah “The Monster” Bangkit Lagi?

Kisah Kim Min Jae adalah cerminan bagaimana cepatnya roda nasib berputar dalam sepak bola modern. Dari seorang pahlawan Scudetto menjadi pemain cadangan di Bayern, perjalanan ini memperlihatkan tantangan besar dalam menjaga konsistensi di level tertinggi.
Namun, pengalaman, determinasi, dan profesionalismenya tetap membuat Kim menjadi sosok yang diperhitungkan.

Pertanyaan terbesarnya kini bukan lagi tentang apakah Kim cukup bagus untuk Bayern, tetapi apakah Bayern adalah tempat terbaik bagi Kim Min Jae untuk kembali menjadi The Monster yang ditakuti seluruh Eropa.