Setelah sekian lama pusing mencari kiper yang mumpuni, Manchester United akhirnya mendekat pada sosok yang diyakini bisa menyelesaikan krisis di bawah mistar. Nama itu adalah Senne Lammens, kiper muda asal Belgia yang mulai dilirik sebagai kandidat kuat untuk menggeser Andre Onana dan Altay Bayindir dari kursi utama penjaga gawang Setan Merah.
Gary Neville bahkan sampai angkat bicara setelah menyaksikan blunder Bayindir melawan Arsenal. Ia berkata,
“There is a glaring issue for Manchester United that cannot be ignored and that is they need to find a new goalkeeper. They have to, I am absolutely unequivocal on that.”

Kalimat itu cukup jadi alarm keras bahwa United butuh solusi nyata, bukan sekadar menambal lubang.
Dari Zottegem ke Panggung Besar
Lammens lahir di Zottegem pada 7 Juli 2002. Ia menapaki jalan panjang mulai dari KRC Bambrugge, Dender, hingga akhirnya masuk akademi Club Brugge. Pada usia 16 tahun ia sudah dibawa ke skuad utama untuk laga Liga Champions melawan Atletico Madrid. Meski belum debut saat itu, langkahnya menuju panggung besar sudah terlihat jelas.

Salah satu momen yang membuat namanya mencuat adalah ketika ia mencetak gol sundulan menit 95 di UEFA Youth League melawan Real Madrid tahun 2019. Aksi langka itu langsung viral, menunjukkan bahwa Lammens punya mental dan keberanian berbeda dari kiper kebanyakan.
Menemukan Ritme di Royal Antwerp
Selepas kontraknya habis di Club Brugge, Lammens berlabuh ke Royal Antwerp pada 2023. Di sana ia sempat jadi cadangan Jean Butez, namun perlahan mendapat menit bermain lebih. Penampilannya di ajang Piala Belgia hingga kompetisi domestik mengundang banyak pujian, terutama kemampuan refleks dan konsistensinya menjaga gawang.

Mark van Bommel yang sempat melatihnya bahkan menyebut Lammens sebagai kiper dengan “enormous potential”. Pujiannya bukan basa-basi, sebab musim lalu ia mencatat 127 penyelamatan, terbanyak di Pro League Belgia.
Kenapa Manchester United Jatuh Hati Pada Lammens
Situasi pelik di Old Trafford membuat nama Senne Lammens terasa masuk akal sebagai investasi jangka panjang. Ruben Amorim butuh kiper yang bisa jadi fondasi kokoh untuk proyek kebangkitannya.

Faktor utama yang bikin United tertarik
- Penyelamat andalan – Catatan 127 penyelamatan musim lalu jadi bukti konkret.
- Mental baja di adu penalti – Empat penalti berhasil ia gagalkan dalam semusim.
- Kepercayaan diri tinggi – Berani keluar menjemput bola dan membuat bek lebih tenang.
- Distribusi rapi – Mampu bermain dengan kaki, minim drama seperti Onana.
Dibandingkan dengan Thibaut Courtois
Dengan tinggi 6’3 (190,5 cm), wajar jika Lammens dibandingkan dengan Courtois. Frank Boeckx pernah menilai,
“He still has a year or two to develop. His next club probably won’t be Barcelona or Real Madrid, but I wouldn’t rule out that, after some time, he could reach the level Courtois is at now.”

Bagi United, perbandingan itu bukan sekadar pujian. Jika benar Lammens bisa mendekati level Courtois, mereka akan punya kiper dominan yang sudah lama hilang sejak era Edwin van der Sar.
Pekerjaan Rumah yang Harus Diselesaikan
Seperti pemain muda lain, Lammens juga punya kelemahan. Bart Tamsyn menyebut,
“To be truly top-class, he just needs to improve his accuracy. He dares to make a mistake every game, usually because he still lacks experience in certain situations.”

Artinya, distribusi bola dan pengambilan keputusan masih perlu diasah agar tidak berujung pada blunder.
Namun faktor usia membuat kelemahan itu bukan masalah besar. Dengan jam terbang lebih banyak dan bimbingan staf pelatih United, sisi raw itu bisa segera terkikis.
Harapan Besar di Old Trafford
United sudah menghabiskan ratusan juta pound untuk lini serang, tetapi transfer Lammens bisa jadi pembelian paling vital. Ruben Amorim tahu betul bahwa tim hebat dibangun dari belakang. Jika Lammens bisa cepat beradaptasi, fans tidak perlu lagi deg-degan setiap kali bola mengarah ke gawang.

Lammens sendiri mengaku antusias dengan kabar minat United. Ia mengatakan kepada Gazet van Antwerpen,
“The first time I heard I thought, ‘Wow’. Immediately a world [renowned] team that follows you. That is special. Of course, I was also spoken to about it a lot and when I made a save in training, it was United this, United that [from colleagues]… It’s only positive. Especially because it’s the best competition in the world and my profile, my stature and way of playing, is similar to English football. You have to physically hold your own there and that suits me.”
Dari Kiper Cadangan Jadi Calon Legenda
United pernah punya kiper hebat seperti Peter Schmeichel dan Edwin van der Sar. Lalu muncul David de Gea yang sempat jadi penyelamat utama sebelum performanya menurun. Kini giliran Senne Lammens yang digadang-gadang bisa menjadi calon penerus warisan itu.

Jika ia mampu menjaga konsistensi dan terus berkembang, perjalanan dari Zottegem menuju Old Trafford bisa menjelma jadi kisah legendaris. Fans tentu berharap, kali ini pencarian panjang United akan kiper dominan akhirnya menemukan jawabannya.
Sedikit Tawa di Akhir Cerita
Bayangkan jika Lammens benar-benar jadi kiper utama United dan tampil gemilang, media Inggris bisa saja membuat judul kocak semacam “Lammens locks it down” setelah ia menggagalkan peluang emas lawan. Setidaknya, fans Setan Merah tidak lagi perlu menyembunyikan wajah di balik bantal setiap kali bola meluncur ke arah gawang. Yang ada, mereka bisa menikmati teh sore dengan senyum lebar sambil berkata, “Tenang, ada Lammens.”
Sumber:
– Goal
– United in Focus