AC Milan mencatatkan sejarah baru dan meraih kemenangan dramatis di final Supercoppa Italiana 2024 dengan mengalahkan Inter Milan 3-2. Pertandingan yang berlangsung di Riyadh ini tidak hanya membuahkan trofi bagi Rossoneri, tetapi juga menandai momen bersejarah: untuk pertama kalinya, Milan menurunkan starting XI tanpa pemain asal Italia.
Formasi Multinasional yang Membuat Sejarah
Starting XI AC Milan di laga final benar-benar mencerminkan keberagaman internasional. Berikut susunan pemainnya:
- Kiper: Mike Maignan (Prancis)
- Bek: Emerson Royal (Brasil), Fikayo Tomori (Inggris), Malick Thiaw (Jerman), Theo Hernandez (Prancis)
- Gelandang: Youssouf Fofana (Prancis), Yunus Musah (Amerika Serikat), Tijjani Reijnders (Belanda)
- Penyerang: Alex Jimenez (Spanyol), Alvaro Morata (Spanyol), Christian Pulisic (Amerika Serikat)
Pemain-pemain lokal seperti Davide Calabria, Matteo Gabbia, hingga Marco Sportiello hanya menghiasi bangku cadangan. Keputusan ini memancing diskusi luas tentang strategi klub yang semakin mengandalkan bakat internasional.
Drama di Lapangan, Akhir Manis untuk Milan
Pertandingan dimulai dengan tempo tinggi, dan Inter lebih dulu unggul melalui gol Lautaro Martínez di menit ke-15. Keunggulan mereka bertambah setelah Mehdi Taremi mencetak gol kedua pada menit ke-35. Rossoneri tampak tertekan, namun tidak menyerah.
Momentum Milan berubah di menit ke-40 ketika Theo Hernandez mencetak gol indah dari tendangan bebas. Babak pertama ditutup dengan skor 2-1 untuk Inter, tetapi Milan menunjukkan semangat luar biasa di babak kedua.
Christian Pulisic menyamakan kedudukan di menit ke-65, memanfaatkan kerja sama apik dengan Tijjani Reijnders. Pertandingan yang awalnya terlihat akan berlanjut ke perpanjangan waktu akhirnya diputuskan oleh Tammy Abraham. Masuk sebagai pemain pengganti, ia mencetak gol kemenangan di masa injury time setelah menerima umpan matang dari Rafael Leão. Gol ini menjadi penentu kemenangan Milan dan memastikan trofi kembali ke Rossoneri.
Pujian untuk Pelatih dan Tim
Pelatih Sérgio Conceição mendapatkan banyak pujian atas taktiknya yang efektif dan kepemimpinannya. “Kami tahu ini akan sulit, tapi tim menunjukkan karakter dan mentalitas juara,” ujarnya dalam konferensi pers. “Trofi ini untuk para pendukung yang selalu percaya pada kami.”
Kemenangan ini juga membawa euforia bagi Milanisti yang sudah lama menantikan trofi besar. Terakhir kali AC Milan memenangkan Supercoppa adalah pada tahun 2016, sehingga keberhasilan ini terasa begitu istimewa.
Era Baru untuk Rossoneri
Keputusan Milan untuk mengadopsi pendekatan multinasional tampaknya membuahkan hasil. Dengan deretan pemain berbakat dari berbagai negara, mereka kini memiliki kedalaman skuad yang kompetitif di level domestik maupun internasional.
Meski begitu, absennya pemain Italia di starting XI memunculkan pertanyaan tentang identitas klub yang selama ini erat dengan sepak bola Italia. Namun, bagi para pendukung, kemenangan ini lebih dari cukup untuk merayakan kebanggaan Rossoneri.
Sumber: