Theo Hernández Bikin Milan Angkat Koper dari Liga Champions

AC Milan dan Liga Champions musim ini berakhir dengan cara yang, kalau kita jujur, lebih cocok untuk skrip komedi ketimbang sejarah sepak bola. Berawal dari keunggulan cepat, Milan justru membuang kesempatan emas akibat serangkaian keputusan buruk yang puncaknya adalah aksi diving tidak masuk akal dari Theo Hernández. Feyenoord pun memanfaatkan situasi ini dengan cerdik dan berhasil mengamankan tiket ke babak 16 besar.

Diving Theo Hernández Hancurkan Milan di Liga Champions_Bola Banter_

Kalau Milan butuh ide kampanye anti-diving, mungkin mereka bisa pakai slogan: “Belajar dari Theo: Jangan Lompat Kalau Tak Ada yang Dorong.”

Start yang Indah, Ending yang Tragis

Segalanya tampak berjalan mulus bagi Milan di San Siro. Bahkan, baru 40 detik setelah kick-off, Santiago Giménez sukses menyarangkan bola ke gawang mantan klubnya. Assist dari Malick Thiaw, sundulan manis, dan sentuhan akhir dari Giménez membuat skor menjadi 1-0.

Gimenez-Bola Banter

San Siro pun bergemuruh, fans Milan mulai membayangkan pesta kemenangan, dan Feyenoord terlihat seperti anak ayam kehilangan induk. Dengan keunggulan ini, Milan tinggal menambah satu gol lagi untuk mengamankan tiket ke babak 16 besar.

Tapi, seperti yang sering terjadi dalam hidup, kebahagiaan itu tidak bertahan lama.

Blunder Theo Hernández: Dari Pahlawan Jadi Beban

Pada awal babak kedua, Milan masih mendominasi permainan. Namun, di sinilah Theo Hernández memutuskan untuk masuk nominasi Blunder of the Year.

Berawal dari umpan Rafael Leão, Theo masuk ke kotak penalti dan menghadapi Givairo Read. Alih-alih menendang bola atau mencari rekan setim, dia malah memilih opsi ketiga: menjatuhkan diri ke tanah seperti aktor teater.

Masalahnya? Tidak ada kontak sama sekali!

Bahkan, kalau kita perhatikan replay, Read terlihat bingung dan mungkin dalam hati bertanya, “Bro, gue belum nyentuh lo, lo udah terbang?”

Diving Theo Hernández Hancurkan Milan di Liga Champions_Bola Banter_

Wasit Szymon Marciniak tentu tidak tertipu dan langsung menghadiahi kartu kuning kedua untuk Theo. Itu artinya, game over buat si bek kiri flamboyan ini. Dengan ekspresi bingung, dia pun berjalan keluar lapangan sambil diiringi sorakan meriah dari suporter Feyenoord yang seperti baru memenangkan lotre.

Yang lebih konyol lagi? Theo sudah dapat kartu kuning pertama di babak pertama akibat pelanggaran tidak penting. Jadi, bisa dibilang, dia sendiri yang “menitip koper” di bandara untuk Milan.

Milan Kehilangan Kendali, Feyenoord Menghukum

Bermain dengan 10 orang jelas membuat Milan kewalahan. Feyenoord, yang tadinya seperti sekumpulan turis tersesat di San Siro, kini melihat celah dan mulai menekan.

Pada menit ke-73, petaka datang. Julian Carranza mencetak gol penyama kedudukan dan membuat agregat menjadi 2-1 untuk Feyenoord. Milan kini butuh dua gol lagi untuk lolos, tetapi dengan satu pemain kurang, itu lebih sulit daripada menyuruh Zlatan Ibrahimović tersenyum di depan kamera.

Julian Carranza-Bola Banter

Yang bikin tambah pedih, Rafael Leão ikut-ikutan bikin ulah setelah pertandingan. Dalam momen frustrasi, dia terlibat dalam keributan hingga akhirnya juga dikartu merah. Jadi, Milan tidak hanya tersingkir, tapi juga kehilangan pemain kunci untuk pertandingan berikutnya.

Reaksi Keras dari Klub dan Legenda Milan

Usai pertandingan, pelatih Sérgio Conceição berusaha melindungi anak buahnya. “Wajah kekalahan Milan harusnya wajah saya, bukan Theo,” ujarnya.

Namun, tidak semua orang berpikir demikian. Zlatan Ibrahimović, legenda hidup Milan yang kini menjadi penasihat klub, punya pandangan lain. “Wasit terlalu keras, tapi kami juga seperti bunuh diri di lapangan,” katanya.

Sergio Conceicao-Bola Banter

Kalau Theo berpikir dia bisa lolos dari kritik, dia salah besar. Beberapa mantan pemain Milan seperti Zvonimir Boban mengkritik keras aksi tidak profesionalnya. “Dalam pertandingan sebesar ini, diving seperti itu benar-benar tidak bisa diterima,” ujar Boban.

Sementara itu, fans Milan di media sosial tak kalah pedas. Salah satu komentar yang viral berbunyi: “Theo diving seakan-akan dia sedang audisi untuk Fast & Furious 11.”

Statistik Pertandingan

Diving Theo Hernández Hancurkan Milan di Liga Champions_Bola Banter_

Apa Pelajaran yang Bisa Diambil Milan?

  1. Jangan Coba-Coba Diving di Depan Wasit Berpengalaman
    Szymon Marciniak bukan wasit kemarin sore. Kalau mau diving, setidaknya lakukan dengan lebih meyakinkan.
  2. Jangan Main-main dengan Disiplin
    Kartu kuning pertama Theo sebenarnya bisa dihindari. Kalau dia lebih pintar mengontrol emosinya, Milan mungkin masih punya peluang.
  3. Fokus dan Tetap Tenang
    Setelah unggul, Milan terlalu santai dan akhirnya kehilangan momentum. Feyenoord menunjukkan bahwa dalam sepak bola, kesabaran dan disiplin bisa memenangkan pertandingan.

Milan Harus Move On

Meskipun kekalahan ini menyakitkan, Milan masih punya musim panjang di Serie A dan kompetisi lainnya. Namun, mereka harus belajar dari kesalahan ini.

Diving Theo Hernández Hancurkan Milan di Liga Champions_Bola Banter_

Bagi fans yang masih sakit hati, santai saja. Ingatlah bahwa sepak bola penuh dengan kejutan, dan siapa tahu, tahun depan Milan akan kembali dengan mental yang lebih kuat.

Sementara itu, untuk update terbaru tentang dunia sepak bola, pastikan untuk mengunjungi BolaBanter.com dan follow Instagram @bolabanterdotcom. Di sana, kamu bisa dapetin berita bola setiap hari, meme sepak bola yang bikin ngakak, dan diskusi seru dengan fans lainnya!

Sumber: