Ilkay Gundogan Ingin Bertahan dan Menang Kontra Juventus

Ilkay Gundogan kembali menjadi pusat perhatian setelah menyatakan keinginannya untuk menyelesaikan tahun terakhir kontraknya di Manchester City. Pernyataan ini datang di tengah penampilan impresifnya dalam kemenangan telak 6-0 kontra Al Ain di ajang Piala Dunia Antarklub. Meski menang besar, baik Gundogan maupun Guardiola justru terlihat kecewa karena City gagal memuncaki klasemen Grup G. Laga kontra Juventus akan menjadi penentuan penting, dan Gundogan ingin menghadapinya dengan fokus penuh.

Keinginan untuk bertahan di Manchester City dan semangat menghadapi laga kontra Juventus menjadi dua hal yang kini membentuk narasi besar Ilkay Gundogan di musim ini.

Ilkay Gundogan Bahagia di Manchester City

Gelandang veteran asal Jerman itu menegaskan bahwa dirinya belum ingin pergi dari Manchester City, meskipun telah berusia 34 tahun dan menjadi incaran klub Turki, Galatasaray. Dalam wawancaranya yang dikutip dari The Guardian, Gundogan menyampaikan:

Ilkay Gundogan Manchester City Galatasaray-Bola Banter

“Saya masih memiliki satu tahun tersisa dalam kontrak saya dan saya sangat bahagia di sini – saya pikir semua orang tahu itu. Saya menikmati permainan saya. Saya masih percaya bahwa saya punya beberapa tahun lagi untuk bermain di level tertinggi dengan menjaga kondisi tubuh saya.”

Keputusan untuk tetap di Etihad Stadium menegaskan dedikasinya kepada klub, terutama setelah musim sebelumnya ia tidak melewatkan satu pun pertandingan. Ilkay Gundogan tetap merasa kompetitif dan ingin terus menjadi bagian dari proyek besar Manchester City.

Dominasi City Belum Cukup Kontra Al Ain

Dalam pertandingan melawan Al Ain di Mercedes-Benz Stadium, Atlanta, City tampil superior. Mereka membukukan 3,92 expected goals (xG) berbanding hanya 0,44 milik lawan. Namun hasil itu tetap menyisakan rasa kurang puas dari sang pelatih maupun kapten tim.

Echeverri-Bola Banter

City mencetak enam gol melalui Ilkay Gundogan, Erling Haaland, Claudio Echeverri, Oscar Bobb, dan Rayan Cherki. Namun, Guardiola menyayangkan kegagalan anak asuhnya mencetak gol ketujuh untuk merebut puncak klasemen dari Juventus.

Gundogan, Ait Nouri, Echeverri-Bola Banter

“Kami terus menekan dan menekan untuk mencetak gol tambahan agar bisa naik ke peringkat pertama, tapi kami gagal mencetak satu gol lagi,” ujar Guardiola dikutip dari Stadium Astro.

Gundogan Kritik Penurunan Kualitas Permainan

Tak hanya Guardiola, Ilkay Gundogan juga menyoroti performa tim yang kurang konsisten. Ia menganggap ada fase permainan di mana City tidak bermain sebaik standar mereka, terutama menjelang akhir babak pertama dan awal babak kedua.

Manchester City-Bola Banter

“Sayangnya, kami tidak memulai babak kedua dengan cukup baik. Kami bermain agak lamban dan itu terasa seolah menjadi penyebab kegagalan kami,” ujar Ilkay Gundogan.

“Bahkan di babak pertama, ada beberapa periode di mana kami kurang presisi dalam passing dan cara bermain kami. Itu sesuatu yang harus kami evaluasi dan tingkatkan karena di level tertinggi Anda tidak boleh bermain buruk dalam waktu lama.”

Komentar ini menjadi cerminan ambisi besar yang dimiliki Gundogan dalam menjaga kualitas dan ritme permainan tim, terutama menjelang laga kontra Juventus.

Laga Kontra Juventus Akan Menjadi Kunci

Pertandingan terakhir grup melawan Juventus menjadi penentu siapa yang akan menjadi juara grup. Bila kalah atau bermain imbang, kemungkinan besar Manchester City akan menghadapi lawan tangguh seperti Real Madrid di fase gugur.

Erling Haaland-Bola Banter

Berikut adalah 3 alasan laga kontra Juventus sangat krusial:

  1. Menentukan Juara Grup G
    City harus menang jika ingin memuncaki klasemen dan menghindari pertemuan lebih awal dengan raksasa seperti Real Madrid.
  2. Pembuktian Ketajaman Lini Depan
    Setelah gagal mencetak gol ketujuh meski unggul jauh atas Al Ain, laga ini jadi ujian untuk ketajaman Haaland dkk.
  3. Konsistensi dan Mentalitas Juara
    Gundogan menyoroti pentingnya menjaga standar permainan, dan laga ini akan menjadi ujian konsistensi dalam menghadapi tekanan.

Pep Guardiola Selalu Haus Gol

Guardiola yang telah memenangkan seluruh 10 laga Piala Dunia Antarklub sepanjang kariernya mengaku tak puas meskipun timnya menang telak. Ambisinya bukan hanya soal menang, tapi soal bagaimana menang dengan cara yang meyakinkan.

Pep Guardiola & Foden-Bola Banter

“Kami tahu apa yang harus dilakukan melawan Juventus untuk finis di posisi pertama,” ujar Pep dengan ekspresi serius, meski dalam hati mungkin sedang menghitung ulang statistik gol yang “kurang satu”.

Gundogan Masih Punya Bensin

Di usia 34 tahun, Ilkay Gundogan membuktikan dirinya masih mampu tampil di level tertinggi. Musim lalu ia tak absen satu laga pun, dan kali ini sudah mencetak gol penting di turnamen bergengsi. Gaya bermainnya yang elegan dan penguasaan tempo pertandingan menjadikan dirinya tetap relevan, meski sudah tak muda lagi.

“Saya fit, saya ingin bermain di level tertinggi untuk waktu yang lebih lama,” katanya penuh semangat.

Dalam era sepak bola yang kini penuh dengan pemain muda eksplosif, Gundogan adalah contoh bahwa pengalaman dan kecerdasan bermain tetap punya nilai tinggi.

Kontra Juventus Bukan Ajang Uji Coba

Jika City gagal menang kontra Juventus, bisa jadi mereka berhadapan lebih cepat dengan Real Madrid. Dan kita semua tahu, menghadapi Madrid di fase knockout itu seperti main game level God Mode tapi lupa bawa controller. Gundogan dan Guardiola tentu tak ingin itu terjadi.

Jadi, kalau besok Anda nonton dan lihat Gundogan langsung sprint sejak menit pertama, jangan heran. Mungkin dia juga ingat bagaimana rasanya dikejar-kejar Vinicius Jr. musim lalu.