Ketika Manchester City memutuskan untuk menebus Jeremy Doku dari Rennes pada musim panas 2023, banyak yang menganggap keputusan itu sebagai taruhan berisiko. Tapi bagi Pep Guardiola, pemain asal Belgia ini bukan sekadar winger cepat. Ia adalah wujud controlled chaos, kekacauan yang ia butuhkan untuk menjaga City tetap berbahaya di dunia yang semakin terprediksi. Dalam setiap sentuhan Doku, Guardiola menemukan sesuatu yang berbeda, anarchy within structure.

Doku tidak datang dengan nama besar seperti Jack Grealish atau Erling Haaland. Namun sejak debutnya di Premier League, the boy from Antwerp ini mencuri perhatian publik sepak bola Inggris lewat gaya bermain yang eksplosif dan tak terduga. Dalam sebuah wawancara dengan Goal.com, Guardiola bahkan menyebut, “He’s different, he brings something unpredictable, something we didn’t have before.”
Dribbling yang Tak Sekadar Gaya
Di dunia sepak bola modern, dribbling sering dianggap sebagai seni yang mulai punah. Tapi Jeremy Doku justru menjadikannya senjata utama. Data menunjukkan bahwa ia termasuk pemain dengan jumlah successful take-ons tertinggi di Premier League musim lalu. Tidak ada yang terlalu rumit dari cara Doku bermain, hanya kecepatan, intuisi, dan keberanian.
1. Kecepatan yang Tak Terbaca
Setiap kali Doku menerima bola, para bek lawan tahu bahwa mereka dalam bahaya. Dalam beberapa meter pertama, ledakannya membuat full-back kehilangan keseimbangan.
Daniel Sturridge pernah berkata di punditry Sky Sports, “He’s like a glitch in the system—no one knows what he’ll do next.”

2. Gaya Bermain Tanpa Pola
Tidak seperti winger tradisional, Doku tidak terpaku pada instruksi kaku. Ia bisa memotong ke dalam, melewati dua pemain, lalu melepas umpan mendatar yang membunuh. Guardiola menyukai hal ini karena menurutnya,
“Chaos is good if you know when to use it.”

3. Evolusi dari Insting ke Struktur
Pep bukan pelatih yang mudah memberi kebebasan, namun Doku berhasil membuktikan bahwa kreativitas bisa hidup berdampingan dengan sistem. Ia tak hanya berlari membabi buta, ada kalkulasi di balik setiap pergerakan, seperti algoritma yang diprogram untuk improvisasi.
Perbandingan dengan Legenda Belgia
Sejak awal kariernya, Doku sering dibandingkan dengan dua nama besar, Eden Hazard dan Thierry Henry. Tapi menurut banyak pengamat, Doku memiliki ciri yang tak dimiliki keduanya, keberanian untuk tetap menjadi dirinya sendiri.
1. Pengaruh Eden Hazard
Hazard dikenal dengan gaya dribbling halus dan kemampuan menjaga bola di ruang sempit. Doku belajar dari hal itu, tapi menambahkan sesuatu yang lebih liar. Ia bermain seperti Hazard yang sedang terburu-buru, lebih langsung, lebih agresif, dan lebih eksplosif.
2. Inspirasi Thierry Henry
Henry pernah berkata kepada Doku saat ia masih remaja di akademi Anderlecht, “If you don’t dribble, you’re not Doku.” Kata-kata itu menjadi prinsip hidupnya. Ia bukan pemain yang takut kehilangan bola, karena dari kehilangan itu, ia belajar cara menciptakan peluang baru.

3. Mentalitas Belgia Baru
Generasi Belgia sebelumnya dikenal dengan pendekatan taktis dan sabar. Namun Doku membawa energi baru: insting jalanan. Ia bermain seperti anak yang tumbuh dari beton, bukan dari akademi. Itulah yang membuatnya sulit diprediksi bahkan oleh pelatih sekalipun.
Bagaimana Guardiola Mengubahnya
Pep Guardiola punya reputasi unik, mengubah pemain biasa menjadi bagian dari mesin taktis yang luar biasa. Namun dengan Doku, pendekatannya justru berbeda. Alih-alih membatasi, Pep malah memberi ruang bagi freedom within order.
1. Sistem yang Fleksibel
Guardiola tahu bahwa jika Doku dipaksa bermain seperti Grealish, maka esensinya akan hilang. Karenanya, ia menciptakan pola yang memungkinkan Doku beroperasi lebih bebas di sisi kiri. Tugasnya sederhana: membuat kekacauan, memecah blok lawan, dan menciptakan ruang bagi Haaland.

2. Pelajaran Tentang Kontrol
Dalam sesi latihan, Pep sering menekankan keseimbangan antara kecepatan dan keputusan. “You can be fast, but you must know when to stop,” ucapnya suatu kali dalam sesi dokumenter Manchester City. Doku mulai memahami bahwa chaos yang baik adalah yang terarah.
3. Perubahan dalam Mentalitas
Kini Doku bukan sekadar street baller. Ia menjadi pemain yang mengerti kapan harus menekan, kapan harus mundur, dan kapan harus menjadi liar. Kombinasi antara kebebasan dan disiplin inilah yang membuatnya menjadi salah satu winger paling berbahaya di Premier League.
Statistik yang Mengguncang Premier League
Doku bukan hanya soal gaya, tapi juga hasil konkret. Dalam musim perdananya, ia mencatat dribbling success rate di atas 60%, lebih tinggi dibandingkan mayoritas winger di liga. Angka ini membuktikan bahwa Doku bukan hanya “efek visual” di lapangan, ia benar-benar efektif.
1. Kontribusi Gol dan Assist
Ia mencatatkan beberapa assist penting yang langsung mengubah arah pertandingan. Salah satu momen ikonik adalah saat melawan Bournemouth di Etihad, di mana Doku berkontribusi langsung dalam empat gol. “He was unplayable,” kata Micah Richards kala itu di BBC Match of the Day.

2. Dampak Terhadap Skema Serangan
Dengan Doku di sisi kiri, Manchester City kini punya dua tipe serangan berbeda, struktur melalui Foden, dan chaos melalui Doku. Kombinasi ini memaksa lawan untuk terus menebak, sebuah situasi yang sangat disukai Guardiola.
3. Ancaman Psikologis
Para bek kini tak hanya takut pada kemampuan Doku, tapi juga pada reputasinya. Ia membuat lawan berpikir dua kali sebelum maju membantu serangan, karena tahu satu kehilangan bola saja bisa berarti counter-attack nightmare.
Lebih dari Sekadar Pemain
Jeremy Doku bukan hanya winger cepat yang pandai menari di atas bola. Ia adalah refleksi dari sepak bola modern, campuran antara insting dan algoritma, kebebasan dan kontrol. Guardiola menyebutnya sebagai pemain yang bisa “membuat struktur terlihat indah tanpa menghancurkannya”.

Dalam dunia yang semakin mengandalkan statistik dan taktik, kehadiran pemain seperti Doku mengingatkan kita bahwa sepak bola tetap permainan manusia, bukan sekadar angka. Ia adalah glitch dalam sistem City yang justru membuat sistem itu lebih kuat.
Ketika Chaos Menjadi Seni
Melihat Jeremy Doku bermain adalah seperti menonton film aksi yang penuh kejutan. Tidak selalu rapi, tapi selalu menghibur. Ia mungkin tidak mencetak gol sebanyak Haaland, tapi pengaruhnya terasa dalam setiap serangan City.
Dalam bahasa Guardiola, “Sometimes, we need chaos to remind us why we play.”
Dan Doku adalah wujud paling indah dari kekacauan itu.