Manchester United kembali menghadapi kekalahan yang menyakitkan di Old Trafford, kali ini dibantai Bournemouth dengan skor 3-0 pada 22 Desember 2024. Kekalahan ini menjadi yang kedua berturut-turut bagi tim asuhan Ruben Amorim di kandang sendiri, menambah daftar panjang masalah yang mereka hadapi musim ini. Keputusan taktik yang buruk, kesalahan individu, dan terutama kelemahan fatal dalam bertahan di set-piece kembali menjadi penyebab utama kekalahan ini.
Bournemouth Menguasai Jalannya Pertandingan
Bournemouth memulai pertandingan dengan sangat percaya diri dan langsung menekan tuan rumah sejak awal laga. Pada menit ke-29, Bournemouth berhasil unggul berkat sundulan Dean Huijsen yang memanfaatkan umpan dari bola mati. Gol ini menjadi tamparan keras bagi United yang sudah kebobolan di pertandingan sebelumnya akibat kesalahan saat menghadapi bola mati. Kelemahan ini tampaknya tak bisa diperbaiki oleh tim asuhan Amorim.
Tidak lama setelah gol pertama, Bournemouth terus menekan. Pada menit ke-55, Justin Kluivert mendapat kesempatan untuk menggandakan keunggulan melalui titik penalti setelah Noussair Mazraoui melakukan pelanggaran di kotak terlarang. Kluivert dengan tenang menaklukkan kiper Andre Onana untuk mengubah skor menjadi 2-0. Statistik menunjukkan bahwa Bournemouth tampil sangat efisien dalam memanfaatkan peluang yang mereka ciptakan. Mereka hanya membutuhkan 10 tembakan untuk mencetak 3 gol, dengan tingkat konversi yang luar biasa.
Statistik | Manchester United | Bournemouth |
---|---|---|
Shots | 23 | 10 |
Shots on Goal | 7 | 5 |
Ball Possesion | 60% | 40% |
Goal | 0 | 3 |
Yellow Card | 2 | 1 |
Red Card | 0 | 0 |
Gol Ketiga Semenyo: Menutup Pesta Kemenangan Bournemouth
Dua menit setelah gol penalti Kluivert, Bournemouth berhasil menambah keunggulan mereka menjadi 3-0. Antoine Semenyo mencetak gol setelah memanfaatkan kesalahan fatal Kobbie Mainoo yang kehilangan penguasaan bola di tengah lapangan. Semenyo dengan cerdas langsung melancarkan serangan dan mengalahkan Onana dalam situasi satu lawan satu. Gol ini menunjukkan betapa cepatnya Bournemouth memanfaatkan kesalahan lawan untuk mencetak gol tambahan.
Gol Semenyo menjadi bukti betapa efektifnya Bournemouth dalam memanfaatkan peluang. Mereka tidak hanya mencetak gol dari tendangan penalti dan sundulan, tetapi juga dari serangan cepat yang menunjukkan permainan taktis yang matang. Dalam pertandingan ini, Bournemouth menunjukkan dominasi penuh di hampir setiap lini, sementara United terus tertekan dengan kesalahan yang berulang-ulang.
Set-Piece: Masalah yang Tak Pernah Selesai
Masalah utama yang terus menghantui Manchester United musim ini adalah pertahanan mereka yang buruk saat menghadapi bola mati. Meskipun sudah berlatih untuk mengatasi masalah ini, mereka kembali kebobolan akibat set-piece. Gol pertama Bournemouth tercipta setelah umpan bebas dari Ryan Christie yang disundul dengan bebas oleh Huijsen. Ini menambah panjang daftar kelemahan United dalam bertahan saat menghadapi bola mati. Sebelumnya, mereka juga kebobolan gol serupa dalam pertandingan melawan Arsenal dan Nottingham Forest.
United tidak hanya gagal mengantisipasi bola mati, tetapi mereka juga terus membuat kesalahan dalam posisi bertahan. Pada gol kedua Bournemouth, umpan dari Kluivert berhasil dituntaskan dengan baik, meskipun ada peluang bagi United untuk menghentikan serangan tersebut. Saat itu, Mazraoui melakukan pelanggaran yang tidak perlu, memberi kesempatan bagi Bournemouth untuk menggandakan keunggulan mereka.
Kritik terhadap Set-Piece Coach
Carlos Fernandes, pelatih set-piece United, harus menerima kritik keras. Dengan banyaknya gol yang tercipta dari bola mati, performa pelatih set-piece harus dipertanyakan. United, yang dilatih untuk mengatasi masalah ini, harus segera mencari solusi untuk mencegah kegagalan yang berulang.
United Terperosok di Klasemen Premier League
Dengan kekalahan ini, posisi Manchester United di klasemen Premier League semakin terpuruk. Saat ini, mereka berada di peringkat ke-13 dengan hanya mengumpulkan 22 poin dari 17 pertandingan. Kekalahan ini semakin memperburuk harapan mereka untuk finis di posisi yang layak, apalagi dengan masalah di lini pertahanan yang terus berlanjut.
United kini sudah tertinggal jauh dari tim-tim besar seperti Manchester City, Arsenal, dan Liverpool, yang telah menunjukkan performa jauh lebih solid di musim ini. Dengan hanya tujuh poin dari enam laga yang sudah dimainkan sejak Ruben Amorim menggantikan Erik ten Hag, harapan untuk perbaikan di sisa musim semakin menipis. Amorim harus segera menemukan solusi atas masalah ini jika tidak ingin musim mereka semakin suram.
Bournemouth: Langkah Menuju Eropa
Bournemouth, di sisi lain, tampil sangat impresif dan kini berada di posisi kelima klasemen Premier League dengan 34 poin. Dengan performa seperti ini, tim asuhan Andoni Iraola berpeluang besar untuk melaju ke kompetisi Eropa musim depan. Mereka menunjukkan konsistensi yang luar biasa, dan hasil ini semakin mempertegas impian mereka untuk bermain di Liga Champions.
Kemenangan ini menjadi langkah penting bagi Bournemouth dalam mengejar impian mereka. Mereka berhasil memanfaatkan momen dengan sangat baik, dan para pemain seperti Kluivert, Huijsen, dan Semenyo tampil luar biasa sepanjang pertandingan. Dengan performa yang terus meningkat, Bournemouth bisa menjadi tim yang sulit dihentikan pada paruh kedua musim ini.
Sumber: