Ketika Sandro Tonali pertama kali mendarat di Tyneside, ekspektasi langsung membubung tinggi. Namun, sebagaimana kisah transfer besar lainnya, awal kariernya di Newcastle United tak langsung memukau. Apalagi setelah terkena larangan bermain selama 10 bulan akibat kasus taruhan ilegal, sebuah drama yang bahkan lebih panas dari transfer deadline day.
Namun demikian, alih-alih menjadi pembelian gagal, Tonali justru berevolusi menjadi metronom lini tengah Newcastle. Semua itu berkat keputusan taktis Eddie Howe yang percaya atau tidak, terinspirasi oleh tanggal 30 November!
30 November: Tanggal Sakral Taktikal Eddie Howe
Menariknya, dua keputusan penting dalam karier manajerial Eddie Howe justru muncul di tanggal 30 November. Pertama, keputusan dadakan memindahkan Joelinton ke lini tengah saat lawan Norwich, yang ternyata menjadikan sang Brasil seperti reinkarnasi Patrick Vieira. Lalu, tahun berikutnya, keputusan Howe untuk menempatkan Tonali sebagai gelandang bertahan di laga melawan Crystal Palace. Dan boom! Semuanya berubah.
Dengan memundurkan Tonali dari posisi No.8 ke No.6, Howe akhirnya menemukan keseimbangan ideal di lini tengah. Kombinasi Tonali, Bruno Guimarães, dan Joelinton kini jadi salah satu trio paling serbaguna di Premier League.
Dari AC Milan ke Tyneside: Evolusi Si Maestro
Tonali memang sempat terlihat tenggelam saat bermain di posisi No.8, tapi perubahan peran itu menjadikannya seperti ikan yang akhirnya kembali ke air. Dengan insting posisi yang lebih matang, ia kini bisa memperlambat tempo permainan saat dibutuhkan, sesuatu yang kadang susah dilakukan oleh Bruno yang lebih impulsif dan doyan nge-dribble ke mana-mana seperti anak kecil baru dapat bola baru.
Sebagai No.6, Tonali punya statistik yang mencolok: rata-rata 87% akurasi umpan dan 2,3 tekel sukses per pertandingan musim ini (sumber: FBref). Dan jangan lupakan, ia punya spesialisasi dalam mencetak gol dari luar kotak penalti, terutama lewat tendangan voli yang kadang bikin kiper latihan harus ke fisioterapis karena pergelangan tangan nyeri.
Trio Tengah Newcastle: Chemistry dan Dominasi
Trio Joelinton, Bruno, dan Tonali bukan hanya solid di lapangan, tapi juga akrab di luar. Mereka bahkan digadang-gadang sebagai trio gelandang dengan chemistry terbaik di EPL saat ini, tanpa perlu duet kembaran seperti Fred dan McTominay.
Newcastle sendiri sudah menang dalam 20 dari 26 laga terakhir di semua kompetisi, dan kini mereka mulai konsisten duduk di zona Eropa. Bahkan, beberapa analis mulai menyebut Tonali sebagai salah satu holding midfielder terbaik di Eropa saat ini.
Peran Howe: Dari Wenger Wannabe ke Taktikal Realistis
Howe sendiri mengakui bahwa filosofi sepak bolanya telah berevolusi jauh sejak masa-masa awal di Bournemouth. Dulu, ia terobsesi dengan gaya Arsenal-nya Arsène Wenger yang penuh passing-passing cantik dan minim pertahanan (ingat Bournemouth kebobolan 70-an gol dalam semusim?). Sekarang, ia lebih fleksibel, bahkan tak ragu bermain direct ketika diperlukan.
Newcastle kini menjadi tim yang bisa pressing keras, sabar dalam build-up, atau bahkan main counter-attack super cepat. Dan dalam skema itulah, Tonali tampil sebagai orkestra utama yang mengatur segalanya.
Gaji Tonali dan Angka Transfer
Sebagai informasi tambahan, Tonali dibeli dari AC Milan dengan harga sekitar €70 juta (sumber: Sky Sports). Gajinya? Sekitar £120.000 per minggu. Dengan performa seperti sekarang, itu jelas investasi yang sepadan, bahkan murah kalau dibandingkan dengan “pemain tua” lain yang cuma lari-lari kecil selama 90 menit.
Siap Tantang Liga Champions?
Jika Newcastle bisa mempertahankan performa ini, bukan tidak mungkin mereka kembali ke Liga Champions musim depan. Tonali jelas akan menjadi tulang punggung di misi ambisius tersebut. Dan kalau dia bisa terus mencetak gol voli seperti ini, mungkin Howe harus mulai mempertimbangkan membatasi tendangan kerasnya di latihan, demi keselamatan kiper cadangan.
Tonali Bukan Lagi Anak Baru, Dia Kini Jenderal Perang
Dari pemain yang kesulitan beradaptasi, hingga kini jadi otak permainan Newcastle, Tonali telah membuktikan bahwa tak ada perubahan besar tanpa risiko besar. Dan Eddie Howe, dengan gaya diplomasi dan kecerdasan taktisnya, berhasil memaksimalkan potensi sang pemain.
Ikuti terus cerita transformasi para pemain Premier League dan berita-berita sepak bola terkini hanya di BolaBanter.com. Jangan lupa juga pantau update lucu dan panas lainnya di Instagram kami: @bolabanterdotcom!
Sumber: