Mantan pelatih Chelsea, Thomas Tuchel, telah menyetujui untuk menjadi manajer baru Timnas Inggris. BBC melaporkan dari dua sumber yang berbeda bahwa pelatih asal Jerman ini akan menjadi manajer non-Inggris ketiga dalam sejarah tim setelah Sven-Göran Eriksson dan Fabio Capello. Inggris saat ini sedang tanpa pelatih permanen setelah Gareth Southgate mengundurkan diri usai kekalahan dramatis di final Euro 2024 melawan Spanyol.
Untuk sementara, Lee Carsley akan tetap memimpin dua pertandingan terakhir Inggris di Nations League melawan Yunani dan Republik Irlandia pada November, dengan Tuchel akan mengambil alih setelah itu. Peluncuran resmi Tuchel sebagai manajer Inggris diharapkan akan dilakukan minggu ini di Stadion Wembley.
Tuchel punya satu tugas utama yang sudah menunggu, yaitu memimpin Inggris dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Ada laporan juga bahwa FA sempat mendekati Pep Guardiola di musim panas lalu, tetapi tidak ada ketertarikan dari pelatih Manchester City tersebut.
Pengalaman Tuchel di Liga Inggris: Tak Asing Lagi
Kepiawaian Tuchel di dunia sepak bola Inggris tidak perlu diragukan lagi. Dia pernah memimpin Chelsea dari Januari 2021 hingga September 2022, membawa klub London itu meraih gelar Liga Champions, Piala Dunia Antarklub FIFA, dan Piala Super UEFA. Namun, semua itu berakhir ketika dia diberhentikan. Ironis, bukan? Pelatih yang memboyong tiga trofi dalam waktu singkat justru harus angkat kaki.
Sebelum Chelsea, Tuchel juga pernah mengukir prestasi bersama Borussia Dortmund, Paris Saint-Germain, dan Bayern Munich. Di PSG, ia membawa timnya meraih dua gelar Ligue 1 dan treble domestik pada musim 2019-2020. Sementara di Bayern, ia dipecat meskipun timnya nyaris memenangkan Bundesliga. Bayangkan, tidak memenangkan Bundesliga adalah kejahatan sepak bola di Jerman seolah-olah kamu lupa mematikan kompor saat memasak mi instan.
Tantangan untuk Tuchel
Christian Falk, kepala sepak bola BILD di Jerman, mengungkapkan bahwa Tuchel mungkin akan lebih cocok dengan gaya kepelatihan di Inggris. “Dia tidak selalu mudah diajak bekerja sama,” kata Falk dalam sebuah wawancara. “Di Jerman, dia sering bersitegang dengan para petinggi klub, tetapi di Inggris, situasinya berbeda. Dia menyukai suasana di sini dan lebih diterima oleh publik.”
Bek legendaris Chelsea, Pat Nevin, juga berpendapat bahwa fleksibilitas Tuchel adalah keunggulan utamanya. “Yang mengesankan dari Tuchel adalah kemampuannya beradaptasi,” kata Nevin. “Di Chelsea, dia menggunakan formasi tiga bek karena memiliki pemain seperti Marcos Alonso dan Reece James. Tetapi di Bayern dan PSG, pendekatannya berbeda. Dia selalu menyesuaikan dengan situasi.”
Dengan latar belakang tersebut, tantangan terbesar Tuchel adalah membawa Inggris meraih trofi besar, sesuatu yang sudah lama diidamkan oleh para penggemar The Three Lions. Namun, mantan bek Timnas Inggris, Stuart Pearce, memberikan peringatan. “Ekspektasi untuk Tuchel sangat tinggi,” ujar Pearce. “Setelah mencapai final dua kali bersama Southgate, langkah berikutnya tentu saja memenangkan turnamen besar. Itu bukan tugas yang mudah.”
Bagaimana Prosesnya Hingga Tuchel Terpilih?
Pencarian pelatih baru untuk Timnas Inggris dimulai pada bulan Juli, hanya dua hari setelah kekalahan di final Euro 2024. Southgate mengundurkan diri setelah gagal membawa Inggris meraih trofi, meskipun berhasil membawa tim tersebut ke final besar dua kali, sesuatu yang terakhir kali dilakukan oleh Sir Alf Ramsey pada 1966.
Lee Carsley kemudian ditunjuk sebagai pelatih sementara, dengan mandat memimpin tim hingga akhir musim gugur. Carsley, yang sebelumnya sukses bersama Timnas U-21, sudah membukukan tiga kemenangan dari empat pertandingan Nations League, meski kalah dari Yunani di Wembley pekan lalu.
Menariknya, Carsley sempat mengatakan bahwa dirinya belum menutup kemungkinan untuk menjadi pelatih permanen. “Saya rasa Inggris membutuhkan pelatih kelas dunia,” ujarnya, seolah memberi isyarat bahwa meskipun dia masih mengincar posisi tersebut, dia tahu bahwa tugas ini membutuhkan sosok dengan pengalaman seperti Tuchel.
Sumber: