Meski tak selalu masuk nominasi penghargaan, 20 pemain berikut telah menjadi pilar penting bagi klub mereka di Premier League 2024/25.
Arsenal: Mikel Merino
Tanpa striker baru di Januari, Arsenal nyaris pincang. Namun Merino yang terakhir kali bermain di posisi itu saat berusia sembilan tahun, justru jadi solusi. Dengan 6 gol (“hattrick” kecil) termasuk ke gawang Leicester, Chelsea, dan Fulham, ia membuktikan kadang yang tak direncanakan malah yang paling manjur.
Aston Villa: Youri Tielemans
Setelah Onana datang, Tielemans bisa saja turun panggung. Sebaliknya, ia mulai 48 dari 50 pertandingan musim ini dan kini rajin “pangkat ke gol” dalam 4 laga beruntun, termasuk cetak gol lawan PSG.

Brentford: Keane Lewis‑Potter
Dulu penyerang; sekarang bek kiri andalan. Keane sukses 30 start di liga sekaligus menempati peringkat ketiga untuk successful dribbles di Brentford, bukti kadang manusia memang bisa berubah… posisi.
Brighton: Jack Hinshelwood
Sering dipercaya di lini tengah maupun bek sayap, 20 tahun ini membuat Brighton naik win ratio dari 28.6% jadi 44.4% saat ia bermain. Bukannya sok-sokan, tapi kehadirannya bikin The Seagulls lebih sehat secara defensif.
Bournemouth: Justin Kluivert
Dari 7 gol/assist musim lalu, ia naik jadi 12 gol & 6 assist musim ini, termasuk hat‑trick lawan Newcastle klub “mantan papa”. Alih‑alih minder, Justin malah bikin Sir Alex “ngikik”.
Chelsea: Marc Cucurella
Setelah juara Euro 2024, kepercayaan diri Cucurella meledak. Kini ia jadi bek kiri tajam dengan 4 gol, melampaui hampir seluruh rekan setimnya.
Crystal Palace: Chris Richards
Ketika Chalobah dipanggil Chelsea, Richards nyetel tandem sempurna dengan Guéhi & Lacroix. Palace kini salah satu tim dengan pertahanan terbaik (hingga minggu lalu) dan itu semua berkat si “American Wall”.

Everton: Beto
Hanya 1 start sebelum Februari, kini striker Portugal ini menyumbang 6 gol dan jadi juara “pemulihan cedera” musim ini, kalau saja ada penghargaan MVP of Comebacks.
Fulham: Sasa Lukic
Meski koleksi kartu kuningnya “membahana” (12 kartu), ia adalah tangan besi Fulham di lini tengah. Tenaganya jadi alasan besar Cottagers merangkak naik klasemen.

Ipswich: Liam Delap
Dibayar £20 jt dengan 8 gol Championship? Banyak yang garuk-garuk kepala. Tapi di Premier League, ia malah 12 gol, sampai Chelsea dan MU melirik, kata transfermarkt: “Rilis clause £30 jt, siap-siap terbang!”
Leicester: Bilal El Khannouss
Hanya 2 gol/2 assist, tapi itu setengah dari total 18 poin The Foxes. Kalau timnya terdegradasi, setidaknya ia sudah jadi incaran klub top Eropa karena ia bermain seperti veteran, padahal baru 20 tahun.
Liverpool: Ryan Gravenberch
Tak jadi target Zubimendi, tapi ditempatkan sebagai No 6, ia malah peringkat 3 interceptions (54) & 4 penguasaan bola di area tengah (97), membantu The Reds tetap bersaing.

Manchester City: Mateo Kovacic
Tanpa Rodri, City limbung. Namun Kovacic mengisi dengan 5 gol dan pass success 92.9%. Saat ia main, win rate City melonjak dari 27.3% ke 61.9%.
Manchester United: Casemiro
Diposisi tarung, Casemiro masih jadi raja: 5.2 tekel/90’. Ugarte boleh datang, tapi siapa yang berani megangin 33 tahun ini kalau soal direbut bola?
Newcastle: Jacob Murphy
Isak & Gordon boleh jadi headline, tapi Murphy adalah “otak” assist (11 assist), hanya kalah dari Salah (18). Ia partner terbaik Isak, layaknya Harry & Ron dalam Harry Potter.
Nottingham Forest: Neco Williams
Rekrut Moreno, tapi Williams malah dipasang lagi. Bek sayap Wales ini tak kenal lelah, memberi kestabilan defensif yang membuat Forest tak cuma tampil “cantik” tapi juga solid.

Southampton: Mateus Fernandes
Dalam badai kehancuran, Mateus berdiri tegak. 20 tahun, baru datang tapi konsisten, sebuah prospek panas yang bakal diburu klub Liga Utama lain.
Tottenham: Archie Gray
Gagal ke Brentford, sukses di Spurs. Bisa bermain di berbagai posisi, Gray, 19 tahun, layak jadi “Swiss Army Knife” berharga tinggi di masa depan.
West Ham: Aaron Wan‑Bissaka
Dari MU ke Hammers, ia tunjukkan sisi menyerang. 27 key passes dan 57 interceptions terbanyak di klub jadi bukti, siapa sangka bek kanan jempolan bisa jadi pembeda.

Wolves: Matt Doherty
Dua laga minus kekalahan, Wolves naik peringkat. Mateo Pereira tak main, tapi Doherty sebagai bek kanan dalam back‑3 tampil solid, menteri pertahanan yang tiba‑tiba “viral”.
Akhir Cerita Musim Ini
Siapa sangka, para “pemain pelapis” ini ternyata malah jadi kunci sukses klub masing‑masing. Jadi, sebelum ngomong soal Neymar atau Haaland, coba deh beri tepuk tangan untuk mereka yang bikin perbedaan, padahal dulu hampir luput dari radar.
Mau diskusi lebih banyak tentang unsung heroes Premier League, lelucon bola, dan update terkini? BolaBanter.com tempatnya! Dan follow kita di Instagram @bolabanterdotcom, karena bola nggak cuma soal gol, tapi juga cerita seru di baliknya!
Sumber: