Ketika Lionel Messi resmi bergabung dengan Inter Miami, dunia (khususnya fans bola yang insomnia karena nonton MLS tengah malam) langsung heboh. Apalagi ditambah kehadiran sahabat-sahabat lamanya: Luis Suárez, Sergio Busquets, dan Jordi Alba. Banyak yang bilang, “Wah ini sih bukan Inter Miami, tapi Barcelona cabang Florida!”
Namun, setelah euforia mereda, kenyataan pun menampar keras, Inter Miami bukannya dominan, malah melempem. Dari lima pertandingan terakhir, tim ini justru kalah empat kali. Puncaknya? Kekalahan 1-4 yang memalukan dari Minnesota United, tim yang bahkan fans di luar Amerika mungkin baru dengar namanya.
Banyak bintang, tapi minim sinar. Kalau ini film, judulnya bukan “The Avengers”, tapi “The Retired.”
Tim Bintang atau Klub Veteran?
Secara usia, skuad Inter Miami memang terbilang campuran, rata-rata umur 26 tahun. Tapi kenyataannya, tulang punggung tim didominasi mereka yang sudah lebih akrab dengan tukang pijat ketimbang pelatih fisik.

- Lionel Messi (37 tahun): Masih jadi mesin gol dan otak serangan, mencetak 10 gol dan 3 assist dari 15 laga musim ini. Tapi ya, Messi tetap manusia. Bukan robot yang bisa lari 90 menit tanpa istirahat.
- Luis Suárez (37 tahun): Cetak 2 gol dan 6 assist dari 9 laga. Tapi pergerakannya… yah, lebih cepat driver ojek online saat diskon 90%.
- Sergio Busquets (35 tahun): Masih jago dalam membaca permainan, tapi jarang terlihat sprint. Kayak main catur di tengah lapangan.
- Jordi Alba (35 tahun): Lari-lari sedikit, pegang paha. Nostalgia masa muda sepertinya bikin cedera cepat datang.
Belanja Gede, Tapi Untung Kecil
Inter Miami nggak pelit soal belanja pemain. Tapi apakah belanjanya efektif? Nah, itu dia masalahnya.
- Federico Redondo, gelandang muda Argentina, dibeli seharga $8 juta. Tapi sampai sekarang, belum menunjukkan konsistensi. Lebih sering jadi cameo daripada tokoh utama.
- Tadeo Allende, sempat mencuri perhatian di awal musim, kini mulai memudar bak sinetron panjang yang kehabisan plot twist.
- Marcelo Weigandt, didatangkan buat mengganti DeAndre Yedlin yang hengkang. Tapi… hasilnya masih jauh dari harapan. Mirip beli jersey KW, ekspektasi premium, yang datang malah ukuran salah.

Satu hal lagi yang bikin banyak fans garuk kepala, Robert Taylor dilepas. Padahal dia nyetel banget sama Messi. Chemistry-nya solid, bukan cuma di lapangan tapi juga kayaknya udah kayak saudara satu kontrakan. Keputusan ini bikin banyak fans bilang, “Loh kok yang cocok malah dilepas?”
Mascherano: Pelatih Serius atau Sahabat Lama?
Penunjukan Javier Mascherano sebagai pelatih kepala sempat bikin optimis, tapi juga deg-degan. Soalnya pengalaman dia di dunia kepelatihan masih “newbie”. Memang, dia paham sepak bola, tapi jadi pelatih tim penuh ego dan nama besar? Itu cerita lain.

Mascherano juga pernah bilang, “Kami belum siap bersaing di level tertinggi.” Nah lho, kalau pelatihnya aja ngomong gitu, pemainnya harus semangat dari mana?
Fans mulai bertanya-tanya, apakah Mascherano ini pelatih yang disayang Messi, atau pelatih yang bisa nyusun strategi buat menang?
Terlalu Fokus Branding, Lupa Kompetisi?
David Beckham sebagai pemilik klub tentu jadi sorotan. Awalnya banyak yang menganggap proyek Inter Miami adalah revolusi buat MLS. Tapi sekarang, pertanyaannya berubah, “Ini klub bola atau tim reuni Barcelona?”

Inter Miami terlihat terlalu sibuk jadi ikon global, sampai lupa bahwa mereka ikut liga yang serius. MLS sekarang bukan cuma tempat pensiun, tapi kompetitif dan makin tak terduga.
Masih Ada Harapan, Tapi Harus Cepat Bangkit
Secara posisi, Inter Miami masih duduk di peringkat 4 Wilayah Timur. Artinya, masih ada peluang lolos ke babak playoff MLS Cup. Tapi kalau performa begini terus, bisa-bisa fans lebih milih nonton balap kura-kura.
Yang harus dilakukan?
- Peremajaan skuad. Bintang boleh tua, tapi harus ada pemain muda yang bisa lari tanpa minta napas dulu.
- Evaluasi taktik. Messi & kawan-kawan nggak bisa terus ngandelin memori permainan indah di Camp Nou.
- Pelatih baru? Mungkin sudah saatnya Beckham memikirkan pelatih yang bukan cuma teman lama Messi, tapi benar-benar bisa bawa klub ke level berikutnya.
Jangan Cuma Viral, Tapi Juga Juara!
Inter Miami saat ini seperti mobil sport klasik, mewah, mahal, tapi rentan mogok. Dengan sederet nama besar, mereka seharusnya bisa lebih dari sekadar jualan tiket dan kaus. Fans butuh hasil, bukan hanya nostalgia.

Kalau Beckham serius mau Inter Miami jadi kekuatan dominan di MLS (dan mungkin dunia), maka waktunya buat bangun, bukan sekadar bernostalgia.
Untuk kabar terbaru seputar dunia sepak bola, transfer pemain, dan cerita-cerita segar dari lapangan hijau, kunjungi BolaBanter.com dan follow Instagram kami di @bolabanterdotcom! Humor bola no skip, update bola no hoax!
Sumber:
One thought on “Inter Miami: Proyek Iklan, Bukan Juara”
Comments are closed.