Aktraksi Palmer Kini Tinggal Kenangan
Dulu, setiap kali nama Cole Palmer disebut di Stamford Bridge, tribun bergemuruh seperti mau pecah. Seolah-olah dia adalah atraksi utama sirkus Chelsea bukan sekadar pemain bola. Tapi sekarang? Ya… lebih mirip stand display di toko elektronik: mahal, tapi cuma bisa dilihat.
Empat belas pertandingan tanpa gol. Terakhir kali Palmer mencetak gol? Jauh di bulan Januari, waktu dunia masih optimis dan fans Chelsea masih punya harapan. Sekarang? 1.145 menit tanpa hasil. Bahkan Kai Havertz yang sempat ‘cuti panjang’ karena cedera, sudah mencetak lebih banyak gol. Ajaib, bukan?
Dari Pangeran London Jadi Bayangan Sendiri
Musim lalu, Palmer mencatat 33 kontribusi gol di Premier League, mengalahkan nama-nama seperti Mbappe dan Kane. Tapi musim ini? Dia malah seperti sedang cosplay jadi Mason Mount versi downgrade. Pemain yang dulu dengan pede menari-nari melewati bek lawan, sekarang lebih sering memainkan peran figuran. Berani ambil risiko? Nggak. Menggocek lawan? Jarang. Menendang dengan keyakinan? Sepertinya tinggal kenangan.

Padahal dia baru saja dari Euro 2024 dengan catatan yang keren, gol penyeimbang di final, assist dramatis, bahkan sukses penalti di perempat final. Tapi entah kenapa, begitu balik ke Chelsea, semua magi itu hilang. Mungkin lupa dicabut di Bandara Heathrow?
Maresca dan Tak-Tik Sakti Pembunuh Kreativitas
Enzo Maresca, si jenius taktik dari Negeri Pizza, membawa pendekatan possession-based football yang rapi, metodis, dan… sangat membosankan. Cocok buat main catur, bukan sepak bola cepat ala Palmer. Gaya main Chelsea kini seperti mobil sport yang disuruh parkir paralel di setiap serangan. Lambat, penuh jeda, dan bikin frustrasi.

Dan jangan lupakan kawan-kawan Palmer yang turut ‘berjasa’ dalam keterpurukan ini. Jackson? Sedang liburan dari gol. Winger lain? Lebih cocok disebut dribbler estetik daripada pencetak peluang. Hanya Noni Madueke yang masih bisa diajak sprint ke depan tanpa mikir dua kali.
Bukan Cuma Salah Palmer, Tapi… Ya, Agak Salah Juga
Bisa dibilang ini bukan sepenuhnya salah Palmer. Musim ini, dia tetap menciptakan peluang terbanyak di lima liga top Eropa antara Desember dan Februari. Masalahnya? Tak satu pun diselesaikan oleh rekan setim. Jadi, kalau Palmer frustrasi, kami paham. Tapi ya, namanya juga bintang, harus bisa lebih.

Kondisinya saat ini seperti ironi, musim lalu dia angkat Chelsea dari neraka klasemen ke posisi keenam. Sekarang? Palmer malah ikut menyeret tim ke jurang mediokritas.
Cole Palmer, Ayo Bangkit Sebelum Terlambat
Chelsea butuh Palmer versi premium, bukan yang sedang trial gratis sebulan. Fans ingin keajaiban, bukan keheningan. Kalau tidak bangkit segera, musim ini bisa berubah jadi kisah horor baru bagi The Blues.
Palmer, ini bukan saatnya main aman. Waktunya tampil gila lagi, karena Stamford Bridge sudah cukup sepi, jangan biarkan performamu ikut sepi juga.
Masih Bingung Kenapa Cole Palmer Mandul Gol?
Tenang, kamu nggak sendiri. Di BolaBanter.com, kita bahas tuntas kenapa Palmer sekarang lebih sering jadi wallpaper daripada match-winner. Mulai dari taktik Chelsea yang “slow burn”, sampai sindrom overthinking di depan gawang, semuanya dikupas tajam dan (sedikit) pedas.
📲 Mau update sepak bola yang gak ngebosenin?
Follow juga Instagram kita di @bolabanterdotcom, tempat nongkrongnya fans bola yang suka ngomongin bola sambil ngeteh panas ☕⚽
Sumber: