Awal yang Manis, Akhir yang Pedas
Real Madrid datang ke Benito Villamarín dengan harapan pulang membawa tiga poin, tapi malah pulang membawa kekecewaan. Tim asuhan Carlo Ancelotti sempat unggul lebih dulu lewat gol Brahim Diaz, hasil kerja sama apik antara Kylian Mbappe dan Ferland Mendy. Saat itu, fans Madrid sudah mulai berpikir, “Ah, ini pasti kemenangan mudah!”
Tapi seperti biasa, sepak bola itu seperti drama telenovela penuh plot twist! Johnny Cardoso menyamakan kedudukan di menit ke-34 lewat sundulan setelah memanfaatkan umpan sepak pojok dari Isco. Madrid yang tadinya pede malah mulai panik. Tentu saja, siapa yang tidak panik kalau serangan lawan makin gila dan pertahanan sendiri mulai berantakan?
Isco Show di Benito Villamarín
Memasuki babak kedua, Real Betis semakin ganas. Puncaknya, di menit ke-54, Isco mencetak gol dari titik putih setelah Antonio Rudiger melanggar Jesus Rodriguez di kotak terlarang. Rudiger mungkin berpikir dia sedang main WWE, bukan sepak bola.
Setelah gol itu, Isco benar-benar mengendalikan permainan. Statistik menunjukkan 97 sentuhan yang ia lakukan sepanjang laga, hanya kalah dari mantan rekannya, Luka Modric. Bahkan, Isco juga nyaris mencetak assist lagi ketika Cucho Hernandez hampir memperlebar keunggulan Betis. Sayangnya, tendangannya meleset seperti orang yang gagal menembak gebetan.
Selebrasi yang Bikin Galau
Usai mencetak gol kemenangan, Isco sempat melakukan knee slide celebration, yang kemudian membuatnya merasa sedikit bersalah. Setelah pertandingan, ia meminta maaf kepada fans Madrid, mengatakan bahwa Los Blancos akan selalu ada di hatinya.
Tapi jujur saja, kalau kita yang mencetak gol kemenangan melawan mantan klub, apa kita bakal diam saja? Tentu tidak! Momen seperti itu pantas dirayakan, meski akhirnya harus berakhir dengan sedikit rasa bersalah.
Madrid dalam Masalah?
Kekalahan ini menjadi yang keempat bagi Madrid di La Liga musim ini. Saat ini, mereka tertahan di posisi ketiga, tertinggal dua poin dari Atletico Madrid, yang bisa memperlebar jarak jika menang atas Athletic Bilbao. Situasi ini tentu bikin Carlo Ancelotti mengernyitkan dahi lebih sering dari biasanya.
Betis, di sisi lain, kini naik ke peringkat enam, mempertegas bahwa mereka bukan tim yang bisa diremehkan. Manuel Pellegrini benar-benar berhasil mengubah Betis menjadi tim yang bukan hanya menghibur, tapi juga efektif di lapangan.
Statistik Pertandingan
Melihat statistik di atas, jelas Madrid tidak cukup agresif. Mereka lebih banyak menguasai bola, tapi Betis lebih banyak melakukan percobaan ke gawang. Seperti orang yang punya banyak uang tapi malas investasi, akhirnya yang berusaha lebih keras yang menang.
Apakah Madrid Bisa Bangkit?
Musim masih panjang, dan Real Madrid jelas punya kapasitas untuk kembali ke jalur kemenangan. Tapi kalau mereka terus bermain seperti ini, bukan tidak mungkin Barcelona dan Atletico akan terus menjauh.
Yang jelas, kalau mereka ingin juara, mereka harus segera bangkit. Kalau tidak, mereka bakal cuma jadi bahan meme di media sosial.
📢 Dapatkan update terbaru seputar sepak bola di BolaBanter.com dan follow Instagram kami di @bolabanterdotcom untuk berita sepak bola setiap hari!
Sumber: