“Kalau Tuhan mau kita main bola di awan, pasti rumput ditumbuhin di langit.”

Kalimat sakti dari Brian Clough ini udah kayak pedoman hidup buat Nottingham Forest musim ini. Di satu sisi, tim-tim Premier League berlomba-lomba main cantik, ngoper 300 kali sebelum masuk kotak penalti. Di sisi lain, Forest justru memilih main kayak abang-abang kampung: yang penting bola sampai gawang. Hasilnya? Efisien. Praktis. Dan yang paling penting: menang.
Sebagai bukti, mereka baru aja ngalahin Tottenham Hotspur 2-1… dengan hanya 30% penguasaan bola. Iya, kamu gak salah baca. Tim yang dulunya dikira bakal degradasi ini sekarang malah duduk manis di peringkat 3 klasemen sementara, ngebayang-bayangin panggung Liga Champions musim depan.
Filosofi “Yang Penting Gol, Bukan Bola”
Sejak awal musim, Forest jadi tim dengan rata-rata penguasaan bola paling rendah di Premier League, cuma 39.3%. Namun begitu, siapa peduli? Pelatih mereka, Nuno Espirito Santo, udah nemuin formula sakti: bertahan rapat, curi bola, serang balik, golin. Kemudian, ulangi sampai wasit tiup peluit panjang.

“Kami punya identitas yang jelas,” kata Nuno. “Kami tahu cara kami bermain, dan kami gak berusaha jadi siapa-siapa. Kami jadi diri sendiri.”
Sementara itu, tim lain sibuk bikin build-up dari belakang, Forest lebih suka ngambil rute ekspres. Ibaratnya, kayak naik ojek online dibanding naik bus, lebih cepat sampai tujuan.
Statistik Gak Bisa Ngelawan Hati
Jika nantinya Forest bisa finish di 4 besar dengan statistik seperti ini, mereka bakal jadi tim pertama dalam sejarah Premier League yang melakukannya dengan penguasaan bola serendah ini.
Sebagai perbandingan:
- Leicester saat juara 2015-16? 42.4%.
- Everton saat finish 4 besar di 2004-05? 48.5%.
- Forest? Santai aja dengan 39.3% dan senyum licik di pinggir lapangan.

Jelasnya, mereka bukan cuma ngandelin keberuntungan. Sebaliknya, mereka tahu kapan harus menekan, tahu kapan harus bertahan, dan tahu kapan harus… ya, kasih bola ke Elanga atau Hudson-Odoi lalu biarkan mereka lari kayak dikejar deadline.
Pertahanan Gercep, Kiper Sakti
Di sisi pertahanan, Forest tampil seperti tembok Berlin versi Premier League. Bukan hanya jumlah clearances mereka terbanyak, tapi duel udara juga mereka kuasai, intersep oke, dan mereka punya Matz Sels, kiper yang performanya bisa bikin Thibaut Courtois melirik iri.
Sejauh ini, Sels udah catat 13 clean sheet musim ini dan hampir dapet yang ke-14 sebelum Richarlison bikin gol hiburan. Akan tetapi, sebelum itu terjadi, dia udah bikin penyelamatan kelas dunia yang bikin komentator kehabisan kata-kata dan mungkin juga napas.

Bahkan, Jamie Carragher sampai bilang, “Mereka bukannya dipaksa bertahan, tapi memang mau bertahan.” Dengan kata lain, gak banyak tim yang dengan sadar mau diserang, tapi Forest justru thrive dalam situasi kayak gitu.
Forest, Si Anti-Mainstream yang Siap Tur Eropa
Pada akhirnya, Nottingham Forest membuktikan satu hal yang sering dilupakan orang, sepak bola bukan soal siapa yang paling banyak pegang bola, melainkan siapa yang paling sering masukin bola ke gawang.
Lewat strategi minimalis dan gaya main hemat kuota, Forest siap menulis kisah dongeng baru. Mereka bukan tim yang penuh drama tiki-taka, melainkan lebih kayak plot twist film thriller gak banyak dialog, tapi ending-nya bikin tepuk tangan.

Jadi, kalau kamu main FIFA dan kalah possession tapi menang skor, tinggal bilang aja
“Aku bukan kalah gaya, aku cuma main ala Nottingham Forest.”
Biar gak ketinggalan berita sepak bola dengan gaya yang gak biasa tapi tetap informatif, langsung aja mampir ke BolaBanter.com dan follow Instagram kami di @bolabanterdotcom buat update harian, meme gokil, dan banter bola yang selalu bikin ketagihan!
Sumber: