Bryan Mbeumo telah memulai petualangannya bersama Manchester United dengan sebuah kontradiksi yang mencolok. Ia tiba di Old Trafford dengan banderol transfer fantastis £71 juta ($95 juta), harga yang segera memicu harapan dan sekaligus menimbulkan tekanan luar biasa. Ia telah dinobatkan sebagai Player of the Month klub pada bulan Agustus, menjadi rekrutan terbaik United di awal musim. Namun, pembuktian Mbeumo hindari flop adalah sebuah keharusan mendesak, mengingat ia baru mencetak satu gol dalam lima pertandingan.

Kontras antara penampilan yang inspiratif dan statistik gol yang seret ini menempatkan Mbeumo di persimpangan jalan yang genting. Musim lalu, Mbeumo telah mencetak empat gol pada tahap yang sama bersama Brentford. Perbedaan angka yang signifikan ini menimbulkan pertanyaan besar. Ia telah menyuntikkan kecepatan, kekuatan, dan sentuhan pertama yang apik ke lini serang United yang sebelumnya dianggap “membosankan,” akan tetapi Old Trafford punya sejarah panjang rekrutan mahal yang gagal menerjemahkan potensi menjadi gol.

Pertarungan Mbeumo ini bukan hanya tentang performa individu. Melainkan tentang adaptasi taktis, dukungan tim, dan menghindari kutukan transfer mahal yang menghantui klub. Semua mata kini tertuju padanya.
Analisis Taktis Amorim dan Kualitas Mbeumo
Laju kencang Mbeumo di lapangan hijau telah membuatnya menjadi favorit instan para penggemar. Meskipun golnya masih minim, kontribusi sang pemain jauh melampaui statistik gol dan assist belaka.

Telah diketahui bahwa Mbeumo dan Matheus Cunha telah memberikan Arsenal “ketakutan seumur hidup mereka” pada pertandingan pertama musim ini. Diikuti oleh perannya sebagai “pria berbahaya utama” dalam kemenangan panik atas Burnley, di mana ia mencetak satu-satunya golnya sejauh ini. Mbeumo juga adalah penyerang yang paling aktif bagi United bahkan dalam kekalahan derby yang suram melawan Manchester City. Ia bahkan hampir mencetak gol melalui tendangan voli mematikan yang berhasil diselamatkan dengan luar biasa oleh Gianluigi Donnarumma. Ini menggarisbawahi upaya yang tiada henti dari sang pemain, walaupun hasil akhir belum berpihak.
Tinjauan Mbeumo dalam Sistem Pelatih Ruben Amorim
Di bawah arahan pelatih Ruben Amorim, Mbeumo telah diberikan peran kunci sebagai pemain yang mampu meregangkan pertahanan lawan, sebuah fitur yang diakui Amorim sangat dibutuhkan United. Secara taktik, hal ini sangat berharga, dan Amorim secara eksplisit memuji dampak penyerang Kamerun tersebut.

“It’s impressive how he stretches the team, the quality that he has in his first touch… You can feel that we are a different team, because when we win the ball we have one guy who stretches the team. Last season we struggled a little bit with that.”
— Ruben Amorim

Pernyataan ini menunjukkan bahwa bagi pelatih, gol hanyalah sebagian kecil dari nilai Mbeumo. Kemampuannya untuk menarik bek menjauh dari posisi mereka, membuka ruang bagi rekan setim, adalah aset yang tak ternilai.
Di samping itu, antusiasme Mbeumo juga menular kepada rekan-rekan setimnya dan bahkan para pendukung di Old Trafford. Amorim telah memperhatikan bahwa semangatnya dalam merebut bola menghidupkan tim.

“You can see the first minutes of the game and you can feel it, it’s not about playing well, it’s the noise of the fans when we press, win the ball, a corner kick, we run to get the corner kick.”
— Ruben Amorim
Peran Kunci dalam Mengubah Momentum Pertandingan
Peran Mbeumo dalam meregangkan pertahanan lawan terlihat jelas dalam kemenangan 2-1 United atas Chelsea. Momen paling menentukan adalah ketika ia menyambut umpan flick-on dari Benjamin Sesko yang memicu kartu merah awal bagi kiper Robert Sanchez, sebuah kejadian yang sepenuhnya mengubah jalannya pertandingan.

Mbeumo telah memaksa Sanchez melakukan penyelamatan beberapa saat sebelumnya melalui sundulan rendah, dan larinya yang tanpa henti mendorong kinerja dominan tim di babak pertama, memastikan mereka memaksimalkan keunggulan jumlah pemain sebelum Casemiro dikeluarkan dari lapangan. Saat digantikan, ia menerima standing ovation dari penonton dan bahkan high five dari Amorim yang senang.
Kapten Bruno Fernandes pun memberikan pujian, mengakui bahwa kartu merah Sanchez adalah buah dari mentalitas menyerang yang ditunjukkan Mbeumo dan tim.

“We got the red card because our mentality was starting the game so strong… The players have to run behind every time Ben gets the ball and that’s what Bryan did.”
— Bruno Fernandes
Rekan setimnya, seperti Kobbie Mainoo, menggambarkan Mbeumo sebagai “orang yang sangat baik,” yang “sedikit lebih berisik daripada yang diperkirakan semua orang, lucu juga.”
“Seeing what he has done for the last couple of seasons, the amount of goals he has scored and the quality he has, bringing him here I was always excited to see him. Really quick, really strong and with a great touch as well.”
— Kobbie Mainoo
Manuel Ugarte secara ringkas hanya bisa berkata –
“Very powerful, very powerful… For him it’s easy to score.”
— Manuel Ugarte
Mbeumo Hindari Flop Jejak Kegagalan Transfer Mahal
Terlepas dari semua tanda awal yang menjanjikan dari aspek taktis, pertaruhan Mbeumo hindari flop akan ditentukan oleh kemampuannya untuk mencetak gol. United membayar mahal untuk naluri mencetak golnya. Mbeumo perlu meniru 20 gol yang ia cetak untuk Brentford musim lalu, angka yang belum pernah dicapai pemain United sejak Robin van Persie pada musim terakhir Sir Alex Ferguson.

Jika ia gagal, ia berisiko mengikuti nasib para penyerang mahal United lainnya yang berjuang keras untuk menemukan performa mencetak gol mereka segera setelah tiba. Sejarah transfer mahal United adalah pelajaran pahit yang harus dihindarinya.
Pelajaran dari Kegagalan Rekrutan Mahal United
Di bawah ini adalah perbandingan nasib beberapa penyerang yang didatangkan United dengan label harga serupa dengan Mbeumo, yang menunjukkan pola perjuangan di Old Trafford:
- Jadon Sancho – Ia menelan biaya £74 juta, namun tidak mencetak gol Premier League pertamanya hingga akhir November. Ia mengakhiri musim debutnya dengan sangat mengecewakan, hanya tiga gol dan tiga assist, padahal ia rata-rata mencetak 26 gol dan assist per musim di Bundesliga bersama Borussia Dortmund.
- Rasmus Hojlund – Didatangkan dengan biaya £72 juta, ia tidak mencetak gol Premier League pertamanya hingga jauh di bulan Desember pada musim pertamanya. Ia mengakhiri musim itu dengan 10 gol tetapi mengatur nada untuk masa yang mengecewakan, yang tampaknya telah berakhir dengan kepindahannya sebagai pinjaman ke Napoli.
- Antony – Ia didatangkan dengan biaya £85 juta, dan awalnya mendapat awal yang baik, mencetak rekor tiga gol dalam tiga starter liga pertamanya. Namun, para bek liga segera mengetahui cara mengatasinya, ia segera menjadi bahan tertawaan, dan pergi ke Real Betis musim panas ini hanya dengan £21 juta. Antony hanya mencatatkan lima gol liga atas namanya dalam dua setengah musim.

Untungnya, Mbeumo terbantu satu faktor krusial. Ia memiliki pengalaman Premier League yang tidak dimiliki ketiga pemain mahal di atas. Faktor ini seharusnya membantu Mbeumo beradaptasi lebih cepat dan lebih baik. Namun, pada akhirnya, ia tetap perlu memastikan bahwa ia tidak menyerah pada tekanan dan keraguan yang menghabiskan pemain lain dengan label harga serupa.
Support System adalah Kunci Mbeumo Hindari Flop
Mbeumo dapat menghindari flop juga bergantung pada sistem dukungan yang ia miliki, di dalam dan luar lapangan. Di Brentford, ia memiliki lingkungan yang sempurna untuk berkembang, yang kini harus ia cari kembali di United.
Lingkungan Pendukung Brentford
Di klub lamanya, Mbeumo dikelilingi oleh rekan-rekan penyerang yang mumpuni. Pada musim pertamanya, ia bermain di belakang Ollie Watkins dan Said Benrahma. Kemudian, ia membentuk duet maut dengan Ivan Toney, membawa Brentford promosi. Namun, kemitraan paling menguntungkan dan paling ia nikmati adalah bersama Yoane Wissa, setelah Toney dihukum.

Mbeumo dan Wissa secara gabungan berkontribusi pada 80 gol dalam dua musim kebersamaan mereka. Selain mencetak 20 gol di musim 2024-25, Mbeumo juga mencatatkan tujuh assist, sementara Wissa mencetak 19 gol dan empat assist. Hubungan mereka tidak hanya di lapangan. Mereka juga sangat dekat di luar lapangan, bahkan pindah rumah untuk bertetangga.
Mbeumo pernah berbagi pandangannya tentang pentingnya dukungan ini dalam wawancara bersama media resmi Brentford:
“I’m someone who needs support and love to give my best performances… I’m very lucky to have someone like Wissa, who always wants the best for me… I always want to give 100 per cent, but there are times when I feel down, so having someone like him who will help and push you in the right direction is a brilliant thing to have.”
— Bryan Mbeumo
Transisi Dukungan dan Harapan Baru di Old Trafford
Di United, Mbeumo kehilangan satu sekutu setelah rekan senegaranya dari Kamerun, Andre Onana, dipinjamkan ke Trabzonspor. Meskipun demikian, ia sudah mengenal Leny Yoro sebelum datang, setelah bertemu dengannya saat berlibur.

Mbeumo dikenal sebagai pemain yang “bersahaja” dan “pendiam,” yang mungkin sejalan dengan reputasinya sebagai pemain yang “cerebral” (intelektual). Dua hobi utamanya di luar sepak bola adalah bermain catur dan piano.
Mbeumo membutuhkan dukungan yang sama di United. Meskipun Benjamin Sesko masih beradaptasi dengan kecepatan liga, perannya dalam momen krusial melawan Chelsea menawarkan harapan bahwa ia dapat membentuk kemitraan yang kuat dengan Mbeumo, mendukung ambisinya untuk menyamai 20 gol musim lalu. Sesko akan dinilai dari gol yang ia cetak sendiri, tetapi ia akan melakukan banyak bantuan kepada timnya jika ia dapat mendukung ambisi Mbeumo.
Panggung Emosional di Kandang Lama
Waktunya Mbeumo hindari Flop adalah sekarang, dan tidak ada tempat yang lebih baik untuk melakukannya selain pada laga emosional di mana ia kembali ke Brentford. Pertandingan ini akan menjadi pengalaman emosional bagi pemain yang menghabiskan enam musim di sana. Mbeumo sendiri menyebut waktunya di Brentford:

“an incredible journey full of emotions, smiles and laughs.”
— Bryan Mbeumo
Brentford saat ini berada dalam kesulitan besar. Kondisi ini membuat mereka rentan, menjadikannya target ideal bagi Mbeumo untuk mendapatkan kepercayaan diri golnya kembali.

Data Kerentanan Brentford Saat Ini
Kondisi Brentford saat ini menunjukkan peluang besar bagi Mbeumo:
- Posisi Liga – Brentford berada satu tempat di atas zona degradasi dengan hanya empat poin dari lima pertandingan mereka. Ini memenuhi banyak ramalan bahwa mereka akan kesulitan setelah kehilangan Mbeumo, Wissa, kapten Christian Norgaard dan kiper Mark Flekken.
- Pertahanan Terlemah – Mereka memiliki pertahanan terburuk ketiga di liga sejauh ini, kebobolan rata-rata dua gol per pertandingan.
- Perubahan Pelatih – Kehilangan terbesar mereka adalah Thomas Frank, pelatih mereka selama enam tahun yang mengawasi kebangkitan mereka dari Championship ke Premier League. Status Premier League mereka kini terancam di bawah penggantinya, Keith Andrews, yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya sebagai pelatih tim utama.
- Moral Rendah – Kepercayaan diri tim akan rendah setelah kekalahan telak 3-1 dari rival mereka Fulham di pertandingan terakhir.

Mbeumo meninggalkan Brentford karena daya tarik United yang tak tertahankan. Klub-klub kualifikasi Liga Champions seperti Newcastle dan Tottenham (yang terakhir dengan daya tarik tambahan Frank sebagai pelatih) tidak dapat bersaing dengan United, yang menarik hati Mbeumo begitu mereka menyatakan keinginan untuk merekrutnya.

“My first shirt was a Manchester United shirt with Ronaldo on the back… For me, it’s the biggest club in the world. The fans are crazy, the stadium is amazing, and every player wants to play here.”
— Bryan Mbeumo
Gol Adalah Kurs Terpenting
Fans United udah kasih standing ovation ke Mbeumo, tapi semua orang tahu: kerja keras tanpa gol itu kayak sinyal wifi full tapi nggak ada kuota, percuma, bos. GOAL bahkan ngegas, bilang tugas Mbeumo sekarang cuma satu, bikin semua lari, pressing, dan pujian Amorim terkonversi jadi angka di papan skor. Kalau nggak, label £71 juta itu bakal berubah jadi tato permanen bertuliskan “flop” di dahinya.
United bukan baru kali ini kena kutukan striker mahal. Dari Sancho yang hilang arah, Antony yang jadi meme, sampai Hojlund yang sempat lebih sering trending di Twitter daripada di papan skor, sejarahnya udah terlalu banyak korban. Fans jelas nggak mau Mbeumo masuk daftar horor itu.
Jalan keluarnya? Sesederhana dua gol cepat. Satu ke mantan klubnya Brentford biar dramanya dapet, satu lagi ke Sunderland buat nutup mulut kritik. Karena di Old Trafford, confidence itu bukan sekadar feeling, itu mata uang. Dan buat Mbeumo, kurs yang laku cuma satu, gol.