Kunjungan Manchester United ke Anfield dalam sepuluh tahun terakhir sering kali berakhir dengan hasil yang buruk dan memalukan. Rekor tanpa kemenangan di markas rival abadi itu telah lama menjadi beban berat. Namun, pada hari Minggu yang penuh kejutan, sejarah kelam itu berhasil dipatahkan. Kemenangan 2-1 atas Liverpool bukan sekadar raihan tiga poin, tetapi sebuah pernyataan tegas bahwa Anfield ditaklukkan Amorim. Capaian ini sekaligus membuktikan kecerdasan taktis manajer mereka, Ruben Amorim. Kemenangan ini adalah yang pertama bagi United di Anfield sejak gol tunggal Wayne Rooney pada Januari 2016.
Keputusan Berani Amorim
Sebelum jeda internasional, nasib Manchester United masih belum menentu, baru mulai stabil setelah awal musim yang kacau. Harapan untuk menang di Anfield, tempat mereka sudah hampir satu dekade gagal meraih kemenangan, sangatlah kecil. Namun, Ruben Amorim datang dengan rencana yang tak terduga. Ia menyajikan masterclass taktis yang membuat pelatih Liverpool, Arne Slot, bingung dan harus mencari jawaban. Dalam pertandingan yang penuh drama, Amorim membuat tiga keputusan kunci yang menjadi penentu kemenangan. Keputusan ini, yang awalnya terlihat berisiko, justru menjadi pembeda utama.
Artikel dari The Sun menyebutkan bahwa Ruben Amorim membuat Arne Slot terkejut dengan tiga pilihan pemainnya. Ini membuktikan bahwa keberanian Amorim dalam memilih pemain dan merancang taktik berbuah hasil gemilang.
3 Pilihan Kunci yang Bikin Slot Terkejut
Aspek paling penting dari kemenangan bersejarah ini adalah cara Amorim memilih dan mengatur pemainnya. Ia hanya melakukan dua perubahan dari pertandingan sebelumnya, tetapi tiga nama yang ia turunkan sejak awal sempat menuai perdebatan sengit sebelum laga dimulai.
Oleh karena itu, mari kita bedah tiga keputusan penting yang memastikan kemenangan dan menegaskan bahwa Anfield ditaklukkan Amorim:
1. Maguire Tampil Hebat di Lini Belakang
Maguire, yang sebelumnya hanya menjadi starter dalam kekalahan memalukan melawan Brentford, menunjukkan performa yang luar biasa baik saat bertahan maupun menyerang. Menariknya, ia menggantikan Leny Yoro. Keputusan ini, meskipun mengurangi kecepatan di pertahanan United, justru membawa ketenangan dan kepemimpinan yang ia tunjukkan, seolah menjadi kapten, meski tidak mengenakan ban kapten. Kekecewaan karena belum pernah menang di Anfield sepertinya menjadi motivasi ekstra bagi Maguire, yang pada akhirnya mencetak gol kemenangan dengan sundulan di menit ke-84.
- Pilihan Amorim: Mempercayai Maguire, yang sempat diragukan, untuk memimpin pertahanan.
- Dampak: Maguire “menyalurkan semua frustrasi itu ke dalam performa seperti kapten,” seperti dikutip dari The Sun.
- Hasil: Gol kemenangan yang dramatis.
2. Casemiro Menyeimbangkan Lini Tengah
Memainkan Casemiro, yang baru saja bermain penuh 90 menit untuk Brasil di Asia, adalah keputusan yang dipertanyakan karena potensi kelelahan. Namun, Casemiro bermain selama 57 menit dengan tenang dan efektif sebelum diganti setelah mendapat kartu kuning. Kehadirannya memberikan kendali dan pengalaman yang sangat penting di lini tengah, membantu menstabilkan tim pada awal pertandingan yang sangat intens.
- Pilihan Amorim: Mempertaruhkan kebugaran Casemiro setelah tugas internasional.
- Dampak: Casemiro mengendalikan tempo permainan selama ia berada di lapangan.
- Hasil: Stabilitas yang diperlukan untuk menahan tekanan awal dari Liverpool.
3. Cunha Mengganti Sesko di Depan
Ini adalah pilihan yang paling berani. Amorim memilih Matheus Cunha, seorang penyerang yang sedang seret gol, dan mencadangkan Benjamin Sesko yang sedang dalam performa mencetak gol. Amorim, yang enggan berkomentar banyak sebelum laga, mengisyaratkan bahwa United tidak ingin Sesko berduel udara melawan Virgil van Dijk dan Ibrahima Konate. Taktik ini terbukti sangat cerdas. United bermain bola-bola pendek dan menekan gawang Liverpool dengan pergerakan cepat di lini depan, membuat pertahanan Liverpool, yang dipimpin oleh Van Dijk, menjadi tidak nyaman.
- Pilihan Amorim: Menurunkan Cunha, penyerang yang sedang mandul, daripada Sesko.
- Dampak: “Taktik itu berhasil,” seperti disampaikan The Sun, dengan lini depan yang fluid dan selalu siaga.
- Hasil: Gol cepat Bryan Mbeumo dan tekanan berkelanjutan yang membuat Liverpool tertekan.
Amad dan Mbeumo Duet Penentu Kemenangan
Amorim patut dipuji atas keputusan berani yang membuahkan hasil, terutama dalam penggunaan pemain sayapnya. Perubahan formasi Amorim musim ini telah memberi tempat bagi pemain sayap murni seperti Amad, yang membuat serangan United menjadi lebih tajam. Amad dan Bryan Mbeumo menunjukkan kerja sama yang menjanjikan sejak pramusim dan menjadi kunci gol pembuka setelah Liverpool lengah.
Amad, yang sebelumnya bermain di posisi playmaker, dengan ikhlas bergeser ke sayap kanan untuk memberi ruang bagi Mbeumo. Perubahan posisi yang tanpa egois ini adalah solusi atas masalah yang dihadapi sistem Amorim musim lalu, yaitu terlalu sering memainkan full-back di posisi sayap. Perkembangan Amad membuatnya mendapatkan kontrak baru dan kini menjadi pilihan utama. Oleh karena itu, lini serang baru ini berperan penting memastikan Anfield ditaklukkan Amorim.
Masalah dan Keterkejutan di Kubu Liverpool
Di sisi lain, kekalahan ini memperpanjang tren negatif Liverpool yang kini menelan empat kekalahan beruntun di semua kompetisi, termasuk tiga kekalahan liga berturut-turut. Hasil ini membuat keunggulan lima poin mereka di puncak klasemen hilang, kini tertinggal empat poin dari Arsenal.
Slot Salah Baca Taktik United
Manajer Liverpool, Arne Slot, secara terbuka mengakui bahwa ia menghadapi tantangan besar untuk memulihkan moral timnya, seperti dilaporkan The Guardian bahwa Arne Slot harus bekerja keras untuk membangkitkan Liverpool yang sedang sulit. Sebelum pertandingan, Slot sempat menyindir taktik “bola panjang” United musim lalu, bahkan salah menyebut formasi Amorim sebagai “5-3-2.”
Padahal, pengamat biasa pun tahu bahwa United bermain dengan skema 3-4-2-1 dan tampil sangat menyerang, unggul 1-0 hanya dalam dua menit. Kritik Slot yang meremehkan pendekatan United justru dibalas tuntas di lapangan.
Penyerang Liverpool Tampil Mengecewakan
Liverpool memiliki banyak peluang bagus, bahkan Cody Gakpo membentur tiang gawang tiga kali sebelum akhirnya menyamakan kedudukan. Akan tetapi, kegagalan Mohamed Salah dan Alexander Isak memanfaatkan peluang emas menjadi sorotan utama.
Mo Salah Tidak Lagi Starter Otomatis
Jamie Carragher, legenda Liverpool, menyarankan Arne Slot untuk tidak lagi menjadikan Mohamed Salah sebagai pemain yang pasti menjadi starter.
Kemerosotan Performa Salah
- Saran Carragher: Carragher mengatakan kepada Sky Sports bahwa “Kita berada pada tahap sekarang di mana Mo Salah seharusnya tidak bermain di setiap pertandingan… dia seharusnya tidak dijamin menjadi starter minggu depan.”
- Penurunan Kualitas Teknik: Gary Neville juga mengungkapkan keprihatinannya, melihat adanya penurunan kualitas teknis pada Salah, terutama dalam menendang dan memberi crossing.
- Spekulasi Pindah: Bahkan Wayne Rooney tidak akan terkejut jika pemain Mesir itu meninggalkan klub di musim panas karena faktor usia dan tekanan yang dihadapi.
Isak Belum Layak Jadi Starter
Alexander Isak, rekrutan termahal Inggris, juga tampil mengecewakan.
Isak Sulit Berkontribusi
- Minim Gol: Ia baru mencetak satu gol dari tujuh penampilan di semua kompetisi.
- Buang Peluang: Isak menyia-nyiakan peluang emas satu lawan satu dengan kiper United, Senne Lammens, di babak pertama.
- Kritik Rooney: Wayne Rooney berkata: “Saya tidak akan memainkan Isak, dia belum terlihat siap sejak datang dari Newcastle,” dan menambahkan bahwa berdasarkan performa, ia tidak pantas bermain di depan Ekitike.
Pertahanan Liverpool yang Rapuh
Selain lini serang yang membuang peluang, pertahanan Liverpool tampil tidak terorganisir dan mudah ditembus.
Van Dijk Harus Bertanggung Jawab
Virgil van Dijk, yang oleh Roy Keane didesak untuk bercermin dan mempertanyakan kepemimpinannya, terlibat dalam dua insiden kunci yang berujung pada gol. Keane, dalam laporannya di Daily Mail, menantang Van Dijk untuk melihat ke cermin dan bertanggung jawab atas kinerjanya.
Masalah Kepemimpinan Van Dijk
- Gol Pertama: Van Dijk salah memperkirakan bola dan menjatuhkan Alexis Mac Allister. Namun, alih-alih fokus, Van Dijk justru menuntut wasit menghentikan permainan. Akibatnya, ia terlambat kembali ke posisinya, membiarkan Bryan Mbeumo mencetak gol di menit kedua.
- Sering Menyalahkan: Van Dijk dinilai cenderung menyalahkan orang lain. Dalam insiden salah memukul bola yang membentur wajah Milos Kerkez, ia malah memarahi Kerkez.
Sisi Kiri Liverpool Terus Dieksploitasi
Manchester United secara sengaja menyerang sisi kiri Liverpool, dan taktik ini berhasil. Milos Kerkez, bek kiri Liverpool, terlihat seperti pemain baru di Liga Inggris, seperti yang diungkapkan oleh Gary Neville, yang menyebutnya “bermain kacau balau.” Memang benar, ia terlihat kesulitan. Sisi kanan United, yang diisi oleh Amad dan Bryan Mbeumo, berhasil mendominasi pertahanan The Reds.
Seberapa Dalam Krisis Liverpool Saat Ini?
Kekalahan ini mengubah kemerosotan (blip) Liverpool menjadi sesuatu yang lebih serius. Stephen Warnock, mantan bek Liverpool, menyimpulkan bahwa Liverpool kini menunjukkan kekacauan dan kurangnya organisasi, terutama dalam bertahan. Statistik menunjukkan kerapuhan ini, Liverpool telah kebobolan lima gol dari set-piece dalam delapan pertandingan liga musim ini, dibandingkan nol gol di periode yang sama musim lalu.
Masalah Liverpool adalah gabungan dari:
- Pertahanan Bocor: Terbuka untuk serangan balik dan kesulitan menghadapi umpan panjang.
- Pemain Baru Mandul: Meskipun The Reds menghabiskan banyak uang untuk pemain depan, kontribusi mereka sejauh ini hampir tidak ada.
Kapten Van Dijk menegaskan bahwa tim harus tetap rendah hati dan terus bekerja, tetapi Arne Slot memiliki banyak pekerjaan rumah, mulai dari masalah pertahanan hingga mengembalikan performa para superstar yang sedang menurun. Oleh karena itu, kemenangan Manchester United telah membuka banyak masalah internal bagi sang juara bertahan.
Analisis Kemenangan Amorim dan Babak Baru
Kemenangan dramatis ini bukan hanya tentang memecahkan kutukan di Anfield, tetapi juga merupakan momen penting bagi Ruben Amorim.
Pertama-tama, kemenangan 2-1 ini adalah kemenangan liga kedua berturut-turut Amorim, pertama kalinya ia mencapai hal itu sejak mengambil alih United. Ini adalah “kemenangan yang sangat besar bagi manajer,” seperti diutarakan Wayne Rooney. Selain itu, ini membuktikan bahwa ide dan taktik berani Amorim dapat berhasil melawan tim terkuat liga. Secara keseluruhan, kepercayaan yang diberikan kepada pemain seperti Maguire dan Cunha membuahkan hasil yang melampaui dugaan. Kemenangan ini memberikan momentum yang sangat dibutuhkan di Old Trafford, dan meningkatkan kepercayaan diri tim bahwa target Eropa masih mungkin diraih.
Meskipun demikian, Amorim tetap realistis, ia menolak untuk mengubah target musim ini, memilih untuk fokus memenangkan tiga pertandingan berturut-turut. “Yang perlu kami lakukan adalah mencoba memenangkan tiga pertandingan berturut-turut sekarang dan melupakan empat besar atau enam besar,” katanya, menunjukkan pendekatan yang tenang dan terukur.
Di sisi lain, bagi Liverpool, kekalahan ini adalah peringatan keras. Ketika seorang pemain kelas dunia seperti Salah mulai diragukan status starter-nya, itu menunjukkan adanya masalah yang lebih dalam. Arne Slot harus segera mengatasi masalah pertahanan dan finishing timnya, jika tidak, kemerosotan ini dapat berubah menjadi krisis yang lebih parah. Dengan demikian, kemenangan United ini bukan hanya penaklukan bersejarah, tetapi juga pemicu gejolak internal bagi rival mereka. Kejadian ini menjadi penanda bahwa akhirnya Anfield ditaklukkan Amorim, dan era baru persaingan sengit mungkin telah dimulai.